Langsung ke konten utama

Manusia dan Kebahagiaan (Sebuah Renungan Antara Fitrah, Ilmu, dan Jalan Menuju Insan Kamil)

Pendahuluan Pembahasan tentang manusia selalu menjadi inti dari upaya Islamisasi ilmu. Semakin dalam seseorang mengkaji konsep manusia, semakin dekat ia kepada fitrahnya, dan semakin terbuka pula pintu untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat-Nya — baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat kauniyah (ciptaan-Nya). Karena itulah memahami manusia bukan sekadar wacana antropologi, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk memahami Ru’iyatul Islâm lil Wujûd — pandangan Islam tentang keberadaan. Fase Hidup Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an Al-Qur’an banyak menjelaskan proses dan perjalanan manusia, seperti dalam: Al-Ahqaf: 15 → menyebut fase perkembangan dari lemah menjadi kuat. Ar-Rum: 54 → menggambarkan siklus: lemah → kuat → kembali lemah. Dalam realitas, usia 20–40 merupakan masa “puncak”—muda, kuat, dan penuh potensi capaian luar biasa. Pepatah ulama mengatakan bahwa: 20 tahun pertama → menuntut ilmu. 20 tahun kedua → mengamalkan ilmu. 20 tahun ketiga → menyebar...

Konsep dan Implikasi Kepemimpinan: Dari Orientasi Hasil hingga Dimensi Sosial

Kepemimpinan sebagai suatu proses yang mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tanggung jawab anggota kelompok. Terdapat tiga implikasi penting dari definisi tersebut, yaitu Pertama, kepemimpinan harus melibatkan orang lain, termasuk bawahan atau pengikut. Kedua, kepemimpinan mencakup pembagian kekuasaan yang tidak seimbang antara pemimpin dan anggota tim. Ketiga, selain secara resmi dapat memimpin bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga bisa memiliki dampak. -Djatmiko Hayati.

Kepemimpinan memainkan peran yang sangat penting dan vital dalam setiap aspek kehidupan manusia, baik dalam keluarga, organisasi, institusi, perusahaan, masyarakat, maupun dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kepemimpinan menjadi subjek penelitian yang sangat menarik untuk dieksplorasi lebih dalam, dibicarakan lebih lanjut, dan dipahami secara lebih mendetail. Pemimpin perlu memiliki perhatian yang tajam terhadap pemahaman internal yang dimilikinya, keadaan eksternal yang sedang berlangsung, serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi keadaan dan situasi komunitas atau organisasi yang dipimpinnya.

Dalam membahas kepemimpinan, sering kali dilakukan perbandingan karakteristik dari perspektif fokus kepemimpinan. Sebagian orang menitikberatkan pada hasil atau target yang harus dicapai, sementara sebagian lainnya menitikberatkan pada orang-orang yang mereka pimpin. Pemimpin yang mengutamakan hasil sering kali dipandang sebagai sosok pemimpin yang berkepribadian tegas dan sederhana. Pemimpin yang menitikberatkan perhatian pada orang biasanya dianggap sebagai pemimpin yang bersahabat dan memberi semangat.

Intinya, kepemimpinan harus memiliki keseimbangan yang tepat. Terlalu banyak menekankan pada hasil pekerjaan tanpa menciptakan hubungan yang baik dengan orang yang anda pimpin akan membuat anda terlihat seperti robot. Mengutamakan orang-orang tanpa memperhatikan hasil, terlebih jika anda terlalu baik dan permisif, justru dapat mengurangi semangat juang tim anda untuk meraih pencapaian terbaik.

Kaswan menyatakan bahwa terdapat dua aspek fundamental yang krusial dalam konsep kepemimpinan, yaitu hubungan interpersonal dan pengaruh. Kemampuan untuk mempengaruhi serta membangun hubungan interpersonal dengan kelompok atau tim yang dipimpinnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang pemimpin. Pengembangan konsep kepemimpinan yang berorientasi fokus juga bertumpu pada dua aspek ini. Sejauh mana pemimpin memengaruhi bawahan dalam hal tingkat fokus atau konsentrasi tertentu saat bekerja dan seberapa efektif pemimpin dalam membina hubungan positif yang dapat mendorong perilaku kerja yang produktif, terutama dalam mencapai hasil yang lebih baik. Dengan demikian, definisi kepemimpinan berorientasi fokus (focus oriented leadership) dapat dirumuskan sebagai suatu interaksi yang dilakukan oleh pemimpin untuk mendukung bawahan agar lebih terfokus dalam bekerja, yang pada gilirannya menghasilkan produktivitas optimal.

Sejumlah ide mengenai fokus dapat ditemukan dalam berbagai literatur. Goleman mengidentifikasi tiga jenis fokus yang perlu dimiliki oleh pemimpin: fokus internal, eksternal, dan konteks yang lebih luas. Fokus ke dalam bertujuan untuk mengembangkan kesadaran diri yang solid baik di aspek mental maupun emosional, mampu melihat ke dalam diri sendiri sebagaimana orang lain melihatnya, serta memiliki pengendalian diri yang baik. Fokus pada kemampuan untuk memahami orang lain, membangun empati, dan memiliki kepekaan sosial. Perhatikan konteks yang lebih umum mengenai kemampuan untuk mengenali pola dalam lingkungan organisasi, sistem sosial, serta antisipasi terhadap risiko dan pengurangan kekacauan. Peranan manajer lebih menjadi sorotan di lingkungan kerja dalam menciptakan budaya kerja yang berorientasi pada hasil, seperti penerapan metode sederhana untuk mengubah budaya kerja yang kurang produktif.

Kepemimpinan tidak hanya terkait dengan lingkungan kerja, tetapi juga mencakup aspek yang lebih luas, yaitu dalam konteks masyarakat. Selain itu, kepemimpinan di masa lalu merupakan fenomena sosial sebelum bertransformasi menjadi kemampuan profesional. Kualitas kepemimpinan saat ini adalah cita-cita para pemimpin yang memiliki latar belakang sosial dan politik terdahulu.

Mempelajari perhatian dan efek dari kepemimpinan yang efektif dalam komunitas adalah sebuah topik yang menarik. Tidak seperti kepemimpinan dalam konteks pekerjaan yang memiliki ruang lingkup lebih sempit, manusia dapat lebih mudah mengenali struktur serta menganalisis bagaimana kepemimpinan yang baik memberikan dampak pada lingkungan sekitarnya. Masyarakat merupakan bangunan yang mengagumkan dengan beragam elemen dan faktor penunjang yang berbeda. Namun, masyarakat tidak hanya memiliki satu tujuan, sehingga kepemimpinan dalam masyarakat sangat beragam dan sulit diukur.


Daftar Pustaka

Djatmiko, Yayat Hayati, Perilaku Organisasi, (Bandung: Alfabeta, 2002).

https://www.kompasiana.com/agilshabib/5c5ce46843322f458e440313/fokus-kepemimpinan-mengelola-aspek-fisik-dan-emosi?lgn_method=google.

https://fakhrurrojihasan.wordpress.com/2016/04/04/pemimpin-hebat-fokus-kepada-hasil-atau-orang/.

Robiansyah, "Kepemimpinan Berorientasi Fokus," Universitas Mulawarman: Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 2, 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transformasi Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna

Secara etimologis Transformasi adalah Perubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi dsb). Transformasi secara umum menurut kamus (The New Grolier Webster Internasional dictionary of English Language), menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi. Bisa kita saksikan dalam sejarah bahwa Islam adalah agama, nilai dan ajaran yang transformatif. Merubah tatanan hidup manusia dari keburukan yang berbagai macam rupa menjadi kebaikan-kebaikan yang penuh kemuliaan. Sedangkan permbaruan merupakan proses yang senantiasa dijalankan oleh alam semesta atau sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman. Kemudian dijelaskan tentang pelaku pembaharuan. Diceritakan kisah-kisah kepahlawanan dari para sahabat. Kesimpulannya terdapat dalam surah Ar-Ra’du: 11 bahwa sebuah pembaruan tidak akan pernah tercapai manakala kita belum berhasil me...

Perjalanan yang Membutuhkan Pilihan; Menjaga Cinta atau Mengobati Hati

"Hidup adalah soal pilihan. Manusia dituntut untuk menentukan pilihan mana yang terbaik baginya. Seperti dua mata koin, kita akan mendapatkan jawaban ketika sebuah pilihan telah digulirkan. Setiap pilihan pasti memiliki dampak dan risiko. Semakin besar dampak yang ditawarkan, maka semakin besar pula risiko yang diterima. Maka, selalu libatkan Allah dalam setiap pilihan hidup, karena Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui apapun yang terjadi." "Setelah menjalani lika-liku kehidupan, manis-pahitnya perjalanan, kini aku mulai mengerti bahwa diri ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan jalan. Bukan hanya sekedar keinginan atau hawa nafsu yang dituruti, namun juga kebutuhan dalam diri berupa keimanan dan kesehatan yang harus diprioritaskan atau diutamakan. Kini aku mulai mengerti bagaimana melakukannya karena Allah telah menunjukkan jalan terbaiknya padaku." Mari sejenak kita melakukan refleksi, mengingat dan membayangkan betapa ...

DARI AKTIVIS MENJADI IMPACTIVIS

  Impact merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti dampak. Jika melihat KBBI, impact berarti tubrukan atau pengaruh kuat. Mari kita ingat, awal dakwah Rasulullah SAW yang dibersamai oleh Khadijah r.a dan mampu menjaga keberlangsungan dakwah Islam di tengah gempuran perlawanan dari Kafir Quraisy. Dampaknya, dakwah Islam mampu bertahan hingga sekarang. Lihat pula saat Abu Bakar r.a membayar tebusan kepada kaum Kafir Quraisy untuk memerdekakan Bilal bin Rabbah r.a, padahal saat itu pula Bilal sudah siap untuk mati syahid. Dampaknya, Bilal bin Rabbah menjadi muadzin pertama. Kemudian ketika Umar bin Khattab r.a membuat kebijakan  impact investment.  Tersebutlah harta anak yatim yang pengelolaannya dititipkan ke Baitul Maal. Sang Khalifah berpikir, kalau harta itu mandek tersimpan, lama kelamaan bisa susut nilainya, bahkan habis tersebab harus dikeluarkan zakatnya tiap tahun.  Maka ditawarkanlah pada para s...