Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

3 Faktor menjadi Pemimpin yang Sukses

  Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan.  Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...

Manfaat dari Sebuah Masalah

"Saya pernah melakukan kekhilafan di masa lalu..." "Saya pernah melakukan dosa yang besar di masa lalu..." "Sekarang saya merasa bahwa diri saya ini sungguh hina, tak pantas saya melakukan kebaikan. Karena orang-orang telah menganggap saya manusia tak berguna, manusia pendosa, jahat, hina, buruk, karena saya telah melakukan hal yang seharusnya tidak saya lakukan..." "Sungguh, saya tertipu oleh bujuk rayu setan, tenggelam dalam balutan hawa nafsu..." "Saya merasa, saya tak punya masa depan yang cerah. Saya merasa, tak ada kesempatan untuk meraih surga. Masalah datang bertubi-tubi. Seakan menghantam jiwa bak bom yang meledak. Seakan seperti peluru yang memberondong tubuh hingga bolong. Ingin saya akhiri hidup ini, dengan angan semua masalah selesai dan surga di dapat..." Begitulah, mungkin perkataan yang terucap oleh orang-orang yang telah putus dari rahmat dan ampunan Allah, akal mereka hilang. Harapan mereka lenyap. Naudzubillah, semoga...

Sejenak

Sejenak, perlahan beranjak. Setahap, melangkah bertahap. Begitulah Rasulullah   Shalallahu Alaihi Wasallam  mengajarkan kepada kita tentang konsistensi dalam beribadah ataupun berdakwah. Sebagaimana di dalam hadits, dari Aisyah   r.a,  beliau mengatakan bahwa Rasulullah   Shalallahu Alaihi Wasallam  bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.”  (HR. Muslim). Maksudnya bahwa ketika melakukan amalan, lebih baik sedikit tapi konsisten. Sholat dhuha yang dilakukan setiap hari 2 raka’at lebih baik daripada satu hari langsung 12 raka’at. Namun setelah itu keesokannya berhenti Shalat Dhuha. Inilah tentang kontinuitas bagaimana menyembah Allah  Subhanahu Wa Ta’ala.  Tentang konsentrasi dalam menjadi hamba-Nya. Karena hati senantiasa bergerak dan jiwa itu bernapas secara terus menerus. Tapi, mereka butuh sejenak. Sejenak yang menentukan. Ketahuilah bahwa sejenak itu menentukan. Menentukan k...

Mengeluh karena Tidak Tahu atau Tidak Mau Tahu?

'Kerja di mana mas?' tanya seorang satpam kepada seorang anak yang sedang memarkirkan motornya. 'Disini pak' jawab anak itu. 'Mengapa tidak parkir di sana saja mas?' tanya satpam dengan nada sedikit ketus. 'Tidak bawa kartu parkir pak' jawab anak itu dengan perlahan meninggalkan motornya. 'Penuh dah nih parkiran gue, elah' keluh pak satpam menanggapi alasan anak tersebut. Singkat cerita mereka akhirnya berpisah dengan saling memendam prasangka atas interaksi tadi. Bagi sang anak, hal itu sedikit mengganggunya karena hal itu tidak biasa terjadi. Ya wajar, ia telah lebih dari 5 tahun bekerja di sana. Masa ia diperlakukan kurang baik oleh seorang satpam? Beberapa kalimat mulai bermunculan di alam pikirannya, mencoba bertanya -tanya di dalam hatinya, 'apakah bapak ini tidak mengenal saya ya atau ia sedang bercanda saja?'. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh dirinya sendiri 'kayanya lupa deh bapak itu ke saya eh atau ia sedang bercan...

Cuhat atas Kondisi Negeri yang Mengiris Hati

Hari-hari belakangan ini, Indonesia dihebohkan dengan dua berita besar. Pertama, berita seorang Menteri Sosial yang berasal dari PDIP bernama, Juliari Batu Bara yang ditangkap basah oleh KPK karena dugaan kasus korupsi bantuan COVID 19 yang bernilai mencapai Rp. 17 miliar. “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu membawa (urusan) hartamu itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah: 188). “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An-Nisa: 29). Kedua, berita tentang wafatnya 6 orang laskar FPI. Diduga, ke 6 orang laskar itu di tembak mati oleh Polisi. Informasi yang berkembang di sosial media, terjadi kesimpangsiuran informasi. Yang jelas, mem...

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN ISLAM

  Pendidikan Islam merupakan upaya manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah meminta kita agar tidak mewariskan generasi yang lemah, sebagaimana firman-Nya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (QS. An-Nisaa : 9). Ada dua bahasan yang terdapat dalam pendidikan, yaitu ilmu pendidikan teoretik dan ilmu pendidikan praktik. Dalam tataran teoretik, istilah pendidikan berhubungan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa generasi muda kepada tanggung jawab dan kewajibannya dalam masyarakat. Menurut Mohammad Naquib Al-Attas, ilmu pendidikan teoretis dan praktis harus meningkatkan ...

Seratus Delapan Puluh Derajat

“Mak, aku berangkat sekolah..” teriak Adil dari luar rumah. “Iya nak, sebentar..” teriak Ibu paruh baya yang terburu-buru berlari meninggalkan dapur menemui sang buah hati. Namun, Adil telah pergi berangkat meninggalkan rumah. Tet...tet.... bunyi bel menggema di sekolah menandakan jam pelajaran pertama akan segera di mulai. “Untung aja, kalau aku sampai telat gak bakal bisa masuk di kelasnya Pak Tejo lagi nih seperti semester lalu” suara lirih terucap sambil mengelus dada. “Assalamu’alaikum....” suara yang lantang dan berwibawa terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu kelas. “Wa’alaikumussalam”.. jawab murid-murid kompak. “Bagaimana kabar kalian semua? Semoga selalu sehat semangat ya.” Tanya seorang Bapak yang berdiri di depan kelas. “Alhamdulillah kalau kabar sehat Pak, Cuma hati aja agak ngenes pak” sahut Dilan. “Wah, kamu baru diputusin sama milea ya?” tanya Pak Tejo seorang bapak yang berperawakan tinggi. “Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”, sorak teman sekelas. Dengan ...

Memindai Ukhuwah yang Tercerai-berai

Menurut Imam Al-Ghozali, ta’wil adalah ungkapan tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat probabilitas yang didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang ditujukan oleh lafazh zahir."[1] Yang sering terjadi perbedaan dalam pentakwilan dalam Islam adalah makna Ukhuwah. Ukhuwah sendiri    hubungan yang dijalanin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabatan bagaikan satu bangunan yang kokoh. Ukhuwah berarti persaudaraan, dari akar kata yang mulanya berarti memperhatikan.[2] Tingkat pemahaman tentang makna  ukhuwwah [3]   selalu menjadi pembeda di kalangan para da’i. Seorang da’i tidak akan mencapai puncak kesadaran kecuali apabila ia telah menjadikan realisasi akhlak  ukhuwah imaniah  (persaudaraan seiman) dan pengajaran parameter persaudaraan sebagai tujuan utama dakwah Islam. "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu...