“Mak, aku berangkat sekolah..” teriak Adil dari luar rumah.
“Iya nak,
sebentar..” teriak Ibu paruh baya yang terburu-buru berlari meninggalkan dapur
menemui sang buah hati. Namun, Adil telah pergi berangkat meninggalkan rumah.
Tet...tet.... bunyi
bel menggema di sekolah menandakan jam pelajaran pertama akan segera di mulai.
“Untung aja, kalau
aku sampai telat gak bakal bisa masuk di kelasnya Pak Tejo lagi nih seperti
semester lalu” suara lirih terucap sambil mengelus dada.
“Assalamu’alaikum....”
suara yang lantang dan berwibawa terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu
kelas.
“Wa’alaikumussalam”..
jawab murid-murid kompak.
“Bagaimana kabar
kalian semua? Semoga selalu sehat semangat ya.” Tanya seorang Bapak yang
berdiri di depan kelas.
“Alhamdulillah
kalau kabar sehat Pak, Cuma hati aja agak ngenes pak” sahut Dilan.
“Wah, kamu baru
diputusin sama milea ya?” tanya Pak Tejo seorang bapak yang berperawakan
tinggi.
“Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”,
sorak teman sekelas.
Dengan lembut Pak
Tejo memegang pundak Dilan, “sudah nak, patah hati itu memang sakit tapi banyak
menumpuk dosa jauh lebih sakit lagi di akhirat kelak, apakah kamu siap dibakar
oleh api neraka?” tanya Pak Tejo.
“iihhhh.. Bapak,
ngeri kata-katanya” ucap Dilan.
“Hehehe, sudah ya,
gak perlu patah hati, jodoh itu Allah yang ngatur.. toh banyak orang yang udah
pacaran selama bertahun-tahun terus nikahnya bukan sama pacarnya. Pacaran itu
gak menjanjiikan kamu akan hidup bersama dia. kuncinya yakin aja sama Allah,
pasti Allah akan memberikan yang terbaik, jadi semangat ya Dilan.. kamu harus
bisa move on”.
“Insyaa Allah siap
Pak”
“Baik anak-anak
hari ini hari pertama kita berjumpa di semester ini, sebelum memulai pelajaran
Bapak ingin kita diskusi sebentar, menurut kalian sejarah itu apa? Dan
kira-kira penting tidak sih kita mempelajari sejarah? Hayo siapa yang menjawab?”
“Kejadian masa
lalu pak. Gak penting pak, karena sejarah itu membosankan dan membuat ngantuk
Pak”, sahut seorang anak bernama Dadan yang duduk di belakang kelas.
“Iya Pak sejarah
itu membosankan, ngapain ya Pak kita belajar sejarah kan sejarah itu masa lalu
yang tidak mungkin akan kembali lagi” sahut Dilan.
“Ada lagi yang mau
berpendapat?” tanya Pak Tejo.
“Jawaban saya sama
seperti Dilan Pak, tapi saya boleh bertanya Pak?, tanya Adil.
“Iya silahkan”
“Kenapa ya pak, Bapak
selalu bertanya soal sejarah, semester lalu saat bapak menggantikan Ibu Misna
saat mengajar sejarah di kelas kami, Bapak juga bertanya menurut kalian sejarah
itu apa dan apakah sejarah itu penting? Dan sampai sekarang pun rasanya jawaban
kami masih sama seperti yang dulu Pak bahwa sejarah itu membosankan” ucap Adil.
“Dengan tersenyum
manis Pak Tejo mulai menjelaskan kepada murid-muridnya, “sekarang bapak tanya
kepada kalian, kalian tahu tanggal lahir kalian?” tanya Pak Tejo.
“Tahu pak”
serempak murid-murid menjawab.
“Kalian tahu di
mana kalian di ahirkan? Nama ibu yang melahirkan kalian?” tanya Pak Tejo.
“Yah, kalau itu
pasti ingat Pak, mana mungkin lupa”, jawab Dilan paling keras diantara murid yang
lain.
“Nah, kira-kira
itu terjadinya kapan?”, tanya Pak Tejo.
“Udah lama pak”
jawab Agus mewakili temannya.
“ Nah, tadi kalian
mengatakan bahwa sejarah itu kejadian yang terjadi di masa lalu, berarti apa?”
“Berarti itu
termasuk sejarah Pak” sambung Adil.
“Nah, Risya. Jadi
kira-kira penting sejarah itu penting gak?” tanya Pak Tejo yang matanya tertuju
kepada seorang anak berhijab.
“Yah penting dong
Pak, kan aneh kalau anak lupa sama nama ibu yang melahirkan kita.” jawab Risya
mewakili teman-temannya.
“Nah itu kamu tahu”
Pak Tejo membenarkan.
“Tapi kan Pak
..... itu beda” jawab Dadan.
“Bedanya di mana?
Kalau begitu kita samakan persepsi dulu sejarah itu apa, apakah kalian sepakat
bahwa sejarah itu adalah kejadian yang terjadi di masa lalu?” tanya Pak Tejo.
“Iya sepakat”
jawab murid serempak dengan lantang.
“Berarti yang tadi
itu termasuk ke dalam sejarah dan sejarah itu berarti penting, ya kan pak” sahut
Adil.
“Berarti saat saya
diputusin sama Milea itu juga sejarah ya Pak? Hah sejarah yang menyedihkan” sela
Dilan sambil menampakkan raut wajah sedih.
“Huuuuuuuu............”
sorak murid-murid ramai.
“Baik anak-anak cukup-cukup.
Kita mulai saja pelajaran kita hari ini ya. Kita akan membahas mengenai sejarah
Indonesia.” Ujar Pak Tejo menenangkan
“Nah ada yang mau
bercerita sedikit tentang sejarah Indonesia?” tanya Pak Tejo.
“Saya Pak, Indonesia
adalah negara yang berjuang melawan para penjajah, ribuan jiwa rela meregang
nyawa untuk memerdekakan Indonesia, dan yang paling saya ingat itu Pak perjuangan
10 November yang kita kenal sekarang dengan Hari Pahlawan” jawab Asinta.
“Bagus, ada agi
yang mau bercerita?” Pak Tejo kembali bertanya.
Kelas pun
hening...
“Baik kalau tidak
ada lagi yang mau bercerita sekarang Bapak yang akan bertanya, kalian cinta gak
dengan negara ini?”
“Cinta Pak”, jawab
para murid.
“Terus apa
buktinya?”
Hening..
“Cinta itu pengorbanan,
tetapi tidak cukup hanya pengorbanan saja. Cinta juga butuh keteguhan dan
kesungguhan. Cinta akan menuntut segalanya dari diri kalian. Cinta kepada Sang
Khalik berarti kalian menyerahkan sepenuhnya hidup kalian hanya untuk-Nya.
Dalam konteksnya bernegara, jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan pada
kalian tapi tanyakan pada diri kalian apa yang sudah kalian lakukan untuk negara
ini” kata Pak Tejo.
“Kalian tahu nak,
kenapa Indonesia seperti sekarang ini, seperti kehilangan jati dirinya?” lanjut
Pak Tejo bertanya.
“Karena banyak
koruptor Pak”, jawab Dilan.
“Karena banyak
orang jahat Pak” sahut Adil.
“Karena banyak
orang yang haus kekuasaan Pak” jawab Dadan.
“Karena pergaulan
bebas, dan narkoba Pak” tegas Asinta.
“Iya, itu semua
benar tapi ada hal yang paling mendasar dari itu semua” ujar Pak Tejo membuat
penasaran.
“Apa itu Pak?
tanya Adil.
“Karena kita telah
kehilangan mata rantai penghubung generasi emas di negara ini” jelas Pak Tejo.
“Maksudnya Pak?”
Dadan bingung.
“Kalian tahu
negara Turki?”
“Oh, yang Presidennya
sekarang Erdogan kan Pak? jawab Dadan.
“Ya, benar sekali,
kalian tahu kenapa mereka bisa maju dengan cepat?”
“Karena
presidennya jujur Pak, alim lagi”, jawab Adil.
“Iya itu benar,
dan satu lagi karena mereka punya sejarah yang luar biasa dan mereka pun tahu
itu. Mereka pernah menjadi pemimpin peradaban dunia selama 900an tahun. 900an
tahun bukanlah waktu yang singkat, panglima dan pasukan terbaik yang pernah
dikabarkan Rasullulah Shalallahu Alaihi Wasallam juga berasal dari sana yang
kita kenal dengan Muhammad Al Fatih, penakluk Konstantinopel. Berbeda dengan
kita, yang bingung dengan sejarah bangsanya bahkan saat diajak berbicara soal
sejarah merasa aneh, lebih suka kalau di ajak nonton konser yang mengeluarkan
duit ratusan ribu bahkan jutaan hanya untuk hiburan, katanya biar dibilang
kekinian. Hingga akhirnya kita gak tahu sejarah kita sendiri dan orang dari negara
lain yang sibuk membuat sejarah bangsa kita, dan tak semua yang terceritakan. Akhirnya
cerita sejarah dibuat skenarionya sesuai kepentingan tertentu. Mirisnya untuk
mempelajari sejarah kita sendiri kita perlu ke luar negeri karena banyak
bukti-bukti sejarah yang tersimpan di sana” jelas Pak Tejo.
“Sejarah memang
masa lalu, tapi dia yang menguasai masa
silam, masa kini dan masa depan.”
“Hah, kok bisa Pak?”
tanya Dadan tidak paham.
“Iya itulah
kenyataannya, sejarah itu menghubungkan kehidupan. Mewariskan tekad perjuangan.
Memberikan arti kepahlawanan. Maka dari itu seyogyanya kita harus paham akan
sejarah negara kita, karena dengan hal itu akan terbangun rasa cinta di dalam
jiwa. Bersama kita mengenal Indonesia, berbuat untuk Indonesia, dan menjayakan Indonesia.”
Tangkas Pak Tejo.
Tet..tet....
bunyi bel pertanda istirahat, Pak Tejo pun menutup kelasnya dan memberikan
tugas kepada muridnya untuk membaca sejarah Indonesia sebagai bahan diskusi
minggu depan.
.......
“Assalamu’alaikum...
Mak, Adil pulang. Maaf ya Mak tadi pagi Adil langsung berangkat takut terlambat
karena hari ini belajar dengan Pak Tejo guru sejarah pengganti Bu Misna yang
lagi cuti melahirkan, soalnya kalau terlambat tidak akan diizinkan masuk kelas”
jelas Adil.
“Gimana sih Dil,
kok takutnya sama Pak Tejo. Takut itu sama Gusti Allah, bukan sama manusia.
Makanya kalau gak mau terlambat habis subuh jangan tidur lagi” kata Emak.
“Hehe iya Mak,
maaf ya mak” kata Adil sambil tersenyum malu.
“Jadi, tadi
belajar apa sama Pak Tejo?” tanya Emak sembari melipat baju yang tergerai di
lantai.
“Belajar sejarah Mak,
keren bapaknya dalam menerangkan pelajaran. Semua murid di kelas terpana Mak
dan pada semangat semua dengan tugas yang diberikan Pak Tejo” jawab Adil.
“Apa tugasnya”
tanya Emak kembali.
“Di suruh baca
buku tentang sejarah bangsa Indonesia, rasanya senang Mak di ajar sama Pak Tejo
teman-teman sekelas yang dulunya malas gak peduli sama sejarah, sekarang
berubah seratus delapan puluh derajat pada semangat semua untuk belajar sejarah.
Karena penjelasan dari Pak Tejo bagus dan enak buat berdiskusinya Mak” jelas
Adil.
“Alhamdulillah
kalau begitu, sholat dulu Dil terus makan dan istirahat”
“Sholat tadi udah
Mak di Sekolah, jamaah tadi”
“Alhamdulillah
kalu gitu makan aja, tadi Emak masakin masakan kesukaan kamu Tempoyak Patin”
kata Emak.
“Makasih ya Mak”
sambil memeluk Emak dan langsung meluncur ke dapur mengambil makanan kesukaannya.
Komentar
Posting Komentar