Langsung ke konten utama

3 Faktor menjadi Pemimpin yang Sukses

  Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan.  Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...

Menjaga dan Menata Hati (Ujian Pemuda/i Akhir Zaman)

 Bismillah

[Sabtu tentang Hati]


Assalamualaikum!

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Ta'ala Tuhan Semesta Alam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam juga kepada para keluarga, sahabat, dan umatnya. Semoga kita mendapat syafa'at dari beliau Salallahu alaihi wasallam. Aamiin


Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi sedikit tentang menjaga dan menata hati. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan pada setiap apa yang saya tulis dan berharap semoga ada hikmah serta manfaat untuk kita semua. Aamiin


1. Ini Namanya Hati, Bukan Peti Mati!

Allah Subhanahu wa ta’ala menciptakan hati pada tiap-tiap diri manusia untuk dapat merasakan kebenaran dari Islam. Hati merupakan cerminan diri. Ia juga fitrah, suci, serta bersih.


Dalam dunia medis, hati adalah satu organ tubuh manusia yang sangat penting karena hati dapat mengatur sirkulasi tubuh.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hati adalah karunia terbaik dari Allah Ta’ala. Untuk itu, sangat penting kita belajar tentang hati ini agar menjadi suatu ikhtiar kita dalam bersyukur atas karunia-Nya.

Ketahuilah bahwa hati adalah anggota tubuh pertama yang Allah tunjukkan kepadanya Al-Qur’an. Allah menujukkan Al-Qur’an pada hati yang hidup untuk senantiasa memberikan penerangan bagi sekitar. Allah menunjukkan Al-Qur’an pada hati yang mati untuk dapat hidup dan memainkan fungsi hati sebagaimana Allah telah perintahkan. Begitulah Allah menjadikan hati, sesuatu yang sangat dekat dengan Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an pertama kali ditunjukkan pada hati:

Katakanlah (wahai Muhammad) ; Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang menurunkan Al Quran kedalam hatimu dengan izin Allah” (QS Al Baqarah ; 97)


Kenalilah hati secara mendalam, insyaAllah kita akan mengetahui hakikat kehidupan yang sebenarnya. Kita akan bisa menjaga dan menata hati. Hati-hati dengan hati karena ia memiliki banyak penyakit yang harus dihindari. Hati, jika sudah menetapkan pada suatu pilihan, ia akan setia sampai akhir. Jika hati kita beriman pada Allah, insyaAllah akan dijaga oleh-Nya atas dasar keimanan.

Kalo berbicara soal hati, kita tidak bisa main-main. Toh memilih peti mati saja harus serius. Masa soal hati main main!

Ini namanya hati, yang harus terus kita jaga dan tata dengan baik. Karena hati ini tidak ternilai harganya. Menjaga barang yang bernilai mahal aja susah, apalagi yang sampai tak ternilai harganya. Tentu lebih susah. Tapi, jangan menyerah! Allah selalu bersama kita kok, Dia kan Maha Perkasa dan Maha Besar! Makanya sandarkan hidup kita hanya kepada-Nya, bukan pada peti mati ya!


2. Jangan Berbohong Pada Diri Sendiri

Apakah kamu pernah melakukannya? Hati berkata ‘iya’ tapi mulut berucap ‘tidak’, ketika hati memilih ‘taat’ tapi tubuh lebih gemar ‘bermaksiat’ begitulah sering terjadi pergolakan antara hati dan ucapan. Kasus seperti ini, sering menjadi dilema untuk anak muda dalam mencari jati diri bahkan tidak menutup kemungkinan, ditemukan pula kasusnya pada kalangan orang-orang yang sudah dewasa yang seharusnya sudah dapat mendewasakan hati dan juga pikiran!

Saya bertanya-tanya pada diri sendiri, mengapa ini sering terjadi? Ternyata saya mendapat sebuah kesimpulan bahwa salah satu sebabnya adalah matinya hati. Kalau hati sudah mati, maka tubuh pun bisa diibaratkan sudah tidak mempunyai ruh keimanan. Yang mana hal itu dapat mengakibatkan seseorang tidak akan dapat mengendalikan dirinya.

Skenario terburuknya adalah anggota tubuh akan semakin menjauh dari ta’at pada Allah dan akal pun akan mempunyai pikiran yang melenceng dari ajaran Allah. Jadi yang tersisa dari dirinya hanya raga yang kosong, tanpa keimanan!

Ilmu yang tidak diamalkan pun dapat dikatakan sebagai sikap bohong terhadap diri sendiri. Mengapa demikian? Karena ilmu yang seharusnya bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, ia simpan saja hanya sebagai pengetahuan dirinya sendiri. Bukan untuk menjadi pengamalan. Biasanya, hatinya akan menunjukkan ilmu untuk mengarah pada kebermanfaatan. Namun kadang yang menjadi hambatan adalah lisan, telinga, mata kita atau bahkan raga dan lingkungan kita. Sehingga, tak jarang banyak orang berilmu namun melakukan hal yang jahat.

Pernah mendengar pertanyaan, lebih baik mana? Jujur tapi menyakitkan atau bohong tapi mengenakkan? Kalau kamu ditanya seperti itu, apakah jawabannya jujur tapi menyakitkan? Kalau iya, berarti kamu berhasil mengikuti apa kata hati kamu.

Lihat sejarah, bagaimana kisah hidup Rasulullah dan para sahabatnya yang tidak berbohong pada dirinya sendiri! Mereka berlaku jujur terhadap diri dan hati-hati mereka, semua itu karena Allah telah menanamkan dengan kuat keimanan pada diri mereka. Lihat diri kita! yang masih sering berbohong terhadap diri sendiri. Semoga Allah senantiasa mengampuni segala dosa dan memberikan rahmat-Nya untuk kita semua.

Kejujuran hati terpancar dari kemurnian hati. Ketika kemurnian tersebut menyinari raga, maka akal akan terang dan nafsupun akan mudah dikendalikan. Sering-seringlah bersikap jujur, untuk melatih akal dan raga agar senantiasa sejalan dengan pilihan hati. Ketika sedang memilih suatu pilihan, tanyakan pada hati kecilmu. Mana pilihan yang terbaik. Sertakan selalu Allah dalam sanubari hatimu, dalam setiap derap langkahmu. insyaAllah, kita akan menjadi hamba-Nya yang senantiasa bersikap jujur.


3. Cintailah Dirimu Sendiri

Apakah kamu merasakan kebahagiaan ketika orang-orang mencintaimu? Tentu jawabannya iya dong. Tapi apakah kamu sudah benar-benar mencintai diri kamu sendiri? Yakin sudah? Coba baca tulisan ini, semoga kamu dapat menemukan jawabannya.

Mencintai diri sendiri memang suatu perkara yang tidak mudah untuk dimengerti. Kadang kita merasa bahwa kita sudah mencintai diri kita sendiri, namun kenyataannya tidak demikian. Sebut saja contohnya adalah para orang kaya yang bergelimang harta, masih banyak tuh dari mereka yang terjerat kasus korupsi bahkan mati bunuh diri.

Kasus lain seperti, mereka yang bekerja keras untuk menafkahi keluarganya namun tidak dapat berdamai dengan dirinya sendiri. Ia tidak dapat merasakan manisnya iman karena rela meninggalkan shalat dan meninggalkan kewajibannya sebagai hamba Allah. Ia pun tidak dapat ketenangan hati karena sedikit sekali mengingat Allah. Meski, sering kali ia pergi berlibur namun yang di dapat hanya kedamaian yang semu.

Ada contoh lain, ketika ia mencari jodoh melalui jalur maksiat, jalur pacaran. Padahal ia telah sadar bahwa jodoh sudah Allah yang atur. Pacaran itulah yang menjadi salah satu cara bahwa ia tidak mencintai dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia dikatakan mencintai dirinya sendiri tapi menjerumuskan dirinya pada siksa Allah yang sangat pedih? Dan kesemuan cinta itu bisa saja membuat orang menjadi buta. Lihat kasus-kasus pembunuhan, bunuh diri, dan lainnya karena masalah percintaan yang tidak halal atau tidak dilandaskan oleh keimanan! Naudzubillah …

Ketika kita sudah dapat mencintai diri kita sendiri, maka rasa cinta itu akan tertular pada orang sekitar bahkan pada makhluk Tuhan lainnya. Cinta itu akan seperti pelita di tengah kegelapan. Cinta itu akan seperti mata air yang keluar di tengah gurun pasir yang tandus. Cinta itu.. pasti sangat dibutuhkan.

Mencintai diri kita sendiri berarti diri kita dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki dalam menjalani kehidupan. Mencintai diri kita berarti ia mencintai Allah dan rasul-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, dan raga. Menjalankan segala syariat-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.


4. Komitmen Menjaga dan Menata Hati

Sudahkah kamu menetapkan hatimu hanya untuk pasangan halalmu kelak? Biasanya untuk menetapkan itu, tidak terlalu sulit. Karena kita percaya bahwa Allah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Namun yang sulit dari kita adalah menjaga hati kita untuk seseorang tersebut dan menatanya untuk dapat memantaskan diri bersanding olehnya. Setiap laki-laki yang baik tentu untuk perempuan-perempuan yang baik, begitu pula sebaliknya.

Seperti seseorang yang berlomba lari, ujiannya bukan garis finish, tapi lawan-lawan sekitar kita dan sepanjang jalan dari garis start hingga finish. Manusia itu ditugaskan untuk berproses, berusaha. Biar keputusan hasil itu urusan Allah. Jangan pusingin cari yang baik-baik tapi jadilah baik, maka Allah akan beri yang baik pula.

Ketika seseorang menjadi pemeluk Islam, itu mudah! Hanya harus berucap syahadat. Tapi hakikatnya tidak mudah, karena antara hati, ucapan, dan perbuatan harus sejalan. Karena itulah yang sangat berat adalah komitmen terhadap Islamnya. Konsekuensi dari syahadat yang terikrar olehnya. Setiap hari seorang muslim minimal mengucap syahadat setiap shalat fardhu. Namun, komitmen menjaga syahadat itu membutuhkan waktu 24 jam hidup kita.

Menjaga hati ini harus senantiasa dilakukan, karena tidak ada jaminan kita terhindar dari penyakit hati. Berzikir pada Allah, shalat, baca Al-Qur’an, bershalawat, bersyukur, menundukkan pandangan, menjaga interaksi dengan lawan jenis menjadi beberapa caranya. Tentu hal ini harus dilakukan secara terus-menerus dan tidak menyerah oleh keadaan.

Sering kali kita temukan, orang yang tadinya baik tapi setelah disakiti oleh orang lain, ketika diberikan musibah, ujian, cobaan dan lain sebagainya membuatnya menjadi jahat! Dia akan melupakan hal-hal yang mampu menjaga hati kita.

Ohya, selain itu kita harus sama-sama paham bahwa hati itu ada penyakitnya, dan penyakit hati itu banyak banget. Iri hati, dengki, hasut, sombong, riya, fitnah, khianat, dan lain sebagainya itu sebisa mungkin harus dihindari. Jangan sampe kita deket-deket, karena semua itu bisa menjadi noda hati dan perusak amal. Naudzubillah ...

Menata hati juga sangat penting. Coba sering-sering bermuhasabah, kemudian sering-sering kumpul dengan orang shaleh, husnudzon, dan yang paling penting adalah ikhlas. Dengan hati yang tertata baik, insyaAllah kebaikan akan senantiasa kita rasakan dalam hidup. Kita akan ridha dengan apa yang Allah sudah tetapkan pada diri kita. Senantiasa semangat menjalani hidup.

Maka ujian sebenarnya adalah menjaga hati kita untuk tetap seperti fitrahnya. Menjaganya dari segala godaan setan yang akan membuat hati menjadi kotor, hitam, rapuh, bahkan mati! Naudzubillah.

Menata hati adalah tentang persiapan. Menata hati menuju pernikahan. Apa yang sudah disiapkan? Menata hati menuju alam akhirat. Apa yang sudah disiapkan? Jawaban terbaik untuk keduanya adalah taqwa. Disini, menata hati tidak dalam satu waktu langsung beres. Itu sepanjang perjalanan ujian tersebut berlangsung, kita harus terus menata hati. Kadang jika kita sudah beres untuk menata hati agar jujur, setan menggoda melalui bagian lain dari hati untuk bersikap pelit dan lain sebagainya. Begitulah setan menggoda manusia dari segala penjuru.'

Menjaga dan menata hati, untuk senantiasa taat pada Allah. Ketulusan dan kegigihannya dalam memperjuangkannya, akan terlihat pada kematiannya yang husnul khotimah yang mana dengan itu, Allah ridha terhadap dirinya dan segala amal yang diperbuatnya semasa hidup. insyaAllah kita termasuk.

“Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami pada agama-Mu”

5. Semua Karena Allah dan Mengharap Ridha Allah

Kenapa sih, ko orang-orang tidak memperhatikan saya? Padahal saya sudah menolong dia loh! Tidak tahu terimakasih, besok-besok saya tidak akan menolongnya.

Pernah merasa tidak dihargai seperti itu? Pasti pernah! Kenapa seperti itu, katanya niat kamu karena Allah. Tapi kenapa baru tidak dihargai sedikit oleh manusia kamu sudah berkecil hati? baru sedikit tidak disukai oleh orang lain kamu berhenti berbuat baik? Kenapa kamu lebih memikirkan apa kata orang lain sampai-sampai mengesampingkan apa kata Allah?

Semua karena Allah itu perihal tentang menjaga niat untuk senantiasa ikhlas. Segala amal tergantung niatnya. Memang seperti itu sih, tapi sering kali niat itu berubah seiring berjalannya diri kita melakukan amal. Makanya, perlu banget nih kita memperbarui niat. Tiap kali setan datang menggoda untuk membelokkan niat kita menjadi buruk, segera istighfarlah! dan tetap lanjutkan perjalanan di jalan yang benar.

Mengharap ridha Allah itu perihal tentang memalingkan diri kita dari keputusan makhluk kepada keputusan Allah semata. Setiap apa yang kita kerjakan menjadi sebuah amal, jika mengharap ridha Allah, maka ia tidak terlalu memperdulikan penilaian manusia. Tapi hanya penilaian Allah yang menjadi tujuan.

Ia tidak akan terlalu memusingkan dirinya untuk membuat semua orang lain suka dengan nya, tapi cukup ingin membuat Allah suka terhadapnya maka seluruh makhluk-Nya yang ada di langit dan bumi pasti menyukainya. Sungguh hebat bukan?

Makanya, dalam melakukan segala sesuatunya harus didasarkan pada niat ikhlas dan mengharap ridha Allah. Dengan itu, segala ujian yang datang kepadanya akan berasa kecil, sangat kecil. Karena ia yakin bahwa ia mempunyai Allah yang Maha Besar.

Jika kita memutuskan sesuatu didasari oleh keikhlasan dan ridha Allah, maka Allah akan senantiasa membimbing setiap langkah keputusan kita. Ketika Allah sudah membimbing kita, insyaAllah jika kita melakukan dosa, Allah akan giring kita untuk bertaubat. Jika kita punya salah, Allah akan lembutkan hati kita. Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, Allah akan tanamkan akhlak mulia pada diri kita.

Demikian beberapa pengalaman yang bisa saya bagikan. Saya bermohon pada Allah semoga saya senantiasa diberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada saya agar apa yang saya tulis, dapat teraktualisasikan di kehidupan nyata. Serta saya mohon ampun pada Allah atas segala kesalahan saya.

Sekali lagi, semoga bermanfaat untuk kita semua ...
Semangat menjaga dan menata hati ya ... Jangan menyerah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Faktor menjadi Pemimpin yang Sukses

  Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan.  Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...

Transformasi Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna

Secara etimologis Transformasi adalah Perubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi dsb). Transformasi secara umum menurut kamus (The New Grolier Webster Internasional dictionary of English Language), menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi. Bisa kita saksikan dalam sejarah bahwa Islam adalah agama, nilai dan ajaran yang transformatif. Merubah tatanan hidup manusia dari keburukan yang berbagai macam rupa menjadi kebaikan-kebaikan yang penuh kemuliaan. Sedangkan permbaruan merupakan proses yang senantiasa dijalankan oleh alam semesta atau sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman. Kemudian dijelaskan tentang pelaku pembaharuan. Diceritakan kisah-kisah kepahlawanan dari para sahabat. Kesimpulannya terdapat dalam surah Ar-Ra’du: 11 bahwa sebuah pembaruan tidak akan pernah tercapai manakala kita belum berhasil me...

10 Kisah Naruto yang dapat dijadikan pelajaran hidup (Bagian 1)

Serial Naruto adalah komik dan animasi yang berasal dari Jepang. Serial yang pertama kali terbit pada tahun 1999 ini sebenarnya telah tamat pada tahun 2014 untuk manga nya, dan 2017 untuk seri anime nya. Serial ini merupakan karya dari seorang Mangaka Jepang yang bernama Mashashi Kishimoto. Baik itu versi manga nya atau anime nya, seri Naruto menjadi sangat populer di berbagai belahan dunia karena memiliki jumlah penggemar yang begitu banyak. Bahkan di Indonesia, seri Naruto menjadi salah satu seri terpopuler yang bukan hanya disukai anak-anak, tapi remaja dan dewasa. Jalan cerita yang sangat menarik, membuat seri Naruto memiliki daya tarik yang luar biasa. Sepanjang perjalanannya, banyak pesan-pesan moral yang dapat diambil dari serial ini. Berikut 10 kisah Naruto yang dapat dijadikan pelajaran hidup: 1 . Pengorbanan Orangtua (Minato dan Kushina) Naruto dibesarkan tanpa peran kedua orang tuanya yang telah meninggal ketika ia masih kecil. Minato merupakan hokage ke empat di desa Kono...