Serial Naruto adalah komik dan animasi yang berasal dari Jepang. Serial yang pertama kali terbit pada tahun 1999 ini sebenarnya telah tamat pada tahun 2014 untuk manga nya, dan 2017 untuk seri anime nya.
Serial ini merupakan karya dari seorang Mangaka Jepang yang bernama Mashashi Kishimoto. Baik itu versi manga nya atau anime nya, seri Naruto menjadi sangat populer di berbagai belahan dunia karena memiliki jumlah penggemar yang begitu banyak. Bahkan di Indonesia, seri Naruto menjadi salah satu seri terpopuler yang bukan hanya disukai anak-anak, tapi remaja dan dewasa.
Jalan cerita yang sangat menarik, membuat seri Naruto memiliki daya tarik yang luar biasa. Sepanjang perjalanannya, banyak pesan-pesan moral yang dapat diambil dari serial ini. Berikut 10 kisah Naruto yang dapat dijadikan pelajaran hidup:
1. Pengorbanan Orangtua (Minato dan Kushina)
Naruto dibesarkan tanpa peran kedua orang tuanya yang telah meninggal
ketika ia masih kecil. Minato merupakan hokage ke empat di desa Konohagakure
dan ibunya merupakan jinchuriki kiyubi (kurama). Kedua orang tuanya meninggal
karena melindungi Naruto dari serangan kyubi sewaktu desa Konoha diserang oleh
Obito yang saat itu menyamar sebagai Madara Uchiha.
Kisah meninggalnya Minato dan Kushina menjadi salah satu scene terbaik yang
sangat mengharukan. Baru saja beberapa hari Naruto lahir, keduanya harus
meninggal karena menahan serangan kyubi yang mengincar naruto. Mereka menahan
serangan kuku kyubi dengan menggunakan badannya hingga tembus.
Keduanya, mengorbankan nyawa mereka dan menyerahkan sepenuhnya beban
kesalahan kyubi kepada Naruto yang masih kecil untuk melindungi desa Konoha.
Akhirnya Kyubi disegel oleh Minato ke dalam tubuh Naruto yang membuatnya
menjadi seorang Jinchuriki menggantikan Kushina yang meninggal.
Bagi teman-teman wajib banget untuk melihat scene ini karena akan menjadi pelajaran hidup bahwa kedua orang tua akan melakukan hal terbaik bagi anaknya meski anaknya tidak dapat menerima namun pasti ada hikmah di baliknya. Kepercayaan yang sangat terasa begitu kuat dari kedua orang tua terhadap anaknya yang baru saja lahir menjadi salah satu kunci mengapa mereka berani mengorbankan nyawa. Pengorbanan ini juga dilakukan sebagai bukti cinta mereka terhadap desa karena untuk melindungi desa Konoha dari serangan Kyubi dan musuh di luar desa.
2. Cita-Cita Naruto Menjadi Hokage
Sejak kecil Naruto sudah bercita-cita menjadi Hokage. Cita-cita tersebut
bertransformasi menjadi sebuah ambisi lalu menjadi sebuah tekad yang kuat pada
diri Naruto. Meski sedari kecil Naruto dimusuhi dan dijauhi oleh teman-temannya
namun seiring berjalannya waktu ia mampu membuktikan dirinya layak untuk
menjadi teman mereka. Bahkan ia mampu menjadi seorang pahlawan desa yang
melindungi seluruh warga desa Konoha dari serangan Pain.
Cita-cita ini menjadi kekuatan yang luar biasa bagi Naruto dalam menghadapi
musuh-musuhnya dan dalam menjalankan setiap misi yang diberikan. Tak mampu
dipungkiri, cita-cita ini juga mampu memberikan energi positif bagi teman-teman
di sekitarnya untuk dapat berjuang meskipun memiliki peluang berhasil yang
sedikit.
Cita-cita Naruto ini menjadi benang merah pada serial Naruto karena menjadi
faktor yang membuat seluruh cerita terhubung satu sama lain.
Perjuangan, kerja keras, ketekunan, kepercayaan, kesetiaan, dan pengorbanan
menjadi beberapa nilai positif yang berhasil dibangun dan dibentuk oleh Naruto
demi menggapai cita-cita menjadi Hokage. Dengan cita-cita ini pula lah, ia
mampu mewariskan tekad kepada Konohamaru, Sasuke, Kiba, dan bahkan Sarada.
Jika kita cermati pada serial Naruto, perjalanan Naruto menjadi Hokage tidaklah mudah tetapi begitu banyak hikmah dan kisah yang mampu menginspirasi jutaan penggemar untuk dapat meraih cita-citanya.
3. Bukti Cinta Itachi Terhadap Desa
Itachi terbukti menjadi dalang pembantaian clan Uchiha. Bahkan ia sendiri
yang membunuh kedua orang tuanya di depan adiknya yang masih kecil saat itu
yang bernama Sasuke lalu melarikan diri meninggalkan desa dan menjalani sisa
hidup sebagai pengkhianat desa.
Secara sederhana dan yang terlihat, memang Itachi melakukan tindakan yang
sangat brutal karena menghabisi clan-nya sendiri. Tetapi ternyata banyak faktor
yang menjadi penyebab mengapa ia berani melakukan hal gila semacam itu.
Ceritanya clan-nya akan melakukan kudeta terhadap desa Konoha, alih-alih
membantu clan-nya untuk menguasai desa, ia lebih memilih menghabisi clan-nya
seorang diri demi menghindarkan bentrokan atau perang saudara sesama clan desa
Konoha.
Ia mampu menjalankan misi yang diberikan oleh hokage dengan baik bahkan
setelah ia pergi meninggalkan desa. Meski dianggap sebagai pengkhianat desa,
tetapi ia terus melindungi desanya dari serangan musuh. Ia mencintai desanya
dengan tulus, menjalankan misi sepenuh hati, dan mampu mengorbankan kepopuleran
untuk sebuah pengabdian.
Bukti lain adalah ia tidak pernah meminta penghargaan atau belas kasih dari
desanya karena pengorbanan yang ia lakukan. Sampai meninggal, ia tetap dicap
sebagai pengkhianat desa yang sejatinya ia adalah orang yang memiliki rasa
cinta yang tinggi terhadap desanya.
Di kehidupan nyata, tidak banyak orang yang mau memainkan peran seperti Itachi. Kebanyakan orang melakukan kebaikan karena ingin kepopuleran dan ingin dipuji atau paling tidak mendapatkan ucapan terimakasih dari orang yang ditolong. Mereka tidak mau mengambil resiko dibenci tetapi terus melakukan kebaikan dengan sepenuh hati.
4. Kebencian Sasuke terhadap Kakaknya dapat Menjadi Kekuatan Sejati
Kebencian itu ternyata menjadi kekuatan sejati pada diri Sasuke, karena
memang kekuatan Uchiha mampu menjadi kekuatan sejati dikala seseorang memiliki
kebencian yang kuat terhadap sesuatu. Inilah sebabnya juga ia berani
meninggalkan desa untuk mendapatkan kekuatan dari Orochimaru dan dianggap
sebagai pengkhianat desa.
Demi kekuatan dan ambisi membunuh kakaknya, ia berani meninggalkan
kesenangan masa kecil dan berfokus untuk meningkatkan kekuatannya. Ia tidak
perduli lagi soal cinta, teman, dan kasih sayang. Hanya kekuatan yang mampu
membunuh kakaknya lah yang menjadi obsesinya kala itu.
Ternyata memang, ini juga menjadi salah satu rencana Itachi membiarkan adik
kecilnya untuk tetap bertahan hidup. Itachi tau kekuatan sejati dari clan
Uchiha, dan percaya bahwa adiknya mampu memiliki kekuatan yang luar biasa di
kemudian hari. Ia membiarkan adiknya hidup untuk dapat terus mewariskan generasi
Uchiha, memutus rantai keburukan clan-nya dan menjadi pembaharu bagi clan-nya,
hal itu dilakukan karena ia merasa bahwa dirinya tidak bisa mengambil peran
tersebut.
Terkadang dalam hidup, ada sebagian para pembenci kita yang sebenarnya mampu memberikan kita kekuatan sejati. Para penghina yang melatih sabar kita, para pengkhianat yang melatih percaya kita, para pemalas yang melatih rajin kita, maupun para pendosa yang mampu melatih keimanan kita.
5. Kisah Cinta Hinata dan Naruto
Naruto menantang mereka untuk bertarung. Tetapi akhirnya kalah dan menjadi
bahan tertawa mereka. Namun, Hinata tidak mentertawakan ataupun merasa kecewa
karena kekalahan Naruto. Pada saat itu, ia langsung jatuh cinta kepada diri
Naruto. Karena masih kecil, ia sendiri tak menyadari perasaan itu dan lebih
mengarah kepada rasa kagum. Namun, melihat perjuangan Naruto membuatnya
tersadar arti pentingnya berkorban untuk orang terdekat.
Hinata lahir dari darah bangsawan Konoha, yaitu clan Hyuga. Ia mendapat
perlakuan khusus dari clan-nya dan mendapat kasih sayang dari kedua orang
tuanya. Sedangkan Naruto sebaliknya, orang tuanya meninggal setelah beberapa
hari ia lahir, mendapat perlakuan buruk dari penduduk desa, dan tidak memiliki
teman yang mau mengakuinya.
Meski berada pada posisi yang buruk, Naruto tidak menyerah dalam menjalani
hidup. Bahkan tekadnya untuk menjadi Hokage sangat menginspirasi Hinata untuk
menjadi lebih kuat. Ia tidak mau menjadi orang yang lemah, manja, dan berpangku
tangan. Karena itu, ia terus memperhatikan Naruto.
Cintanya kepada Naruto yang sejak kecil dirasa, mampu bertahan hingga
dewasa. Meski Naruto baru sadar perasaan Hinata setelah dewasa, tetapi Hinata
tidak kecewa bahkan merasa bersyukur cintanya terbalaskan. Lalu mereka pun
menjadi sepasang suami istri.
Kesetiaan dan ketulusan memang menjadi faktor penting dalam kisah cinta
mereka. Hinata tidak meninggalkan Naruto meski tau Naruto menyukai Sakura.
Hinata tidak mengakui keberadaan Naruto meski penduduk desa dan meski tanpa
Naruto sadari. Kepribadian Naruto menjadi inspirasi Hinata dalam menjalani
hidup.
Mantep akh, lanjutkan!
BalasHapus