Baru saja, beberapa hari yang lalu di Indonesia, sempat viral oleh
pemberitaan seorang syaikh yang diterkam dengan pisau oleh seorang
laki-laki di sebuah acara pengajian di daerah Lampung. Sontak saja, pemberitaan
ini menghebohkan dunia maya maupun dunia nyata, khususnya di Indonesia. Syaikh
Ali Jaber, sebagai korban terkenal sebagai seorang Hafidz Qur’an dan
ulama yang mahsyur. Kelemahlembutan dan akhlak mulia menjadi ciri khas lain
dalam setiap dakwahnya, membuat hati ini bertanya 'kok bisa loh udah lemah
lembut tapi kok sampai ditikam orang begitu?'
Berita penusukan Syaikh Ali Jaber tersebar
begitu cepat seantero Indonesia atau bahkan mungkin juga mancanegara, secara
beliau ini keturunan Arab Saudi. Video yang menunjukkan penikaman, menjadi
pembicaraan masyarakat luas, di media sosial serentak menjadi trending topic,
pun begitu di televisi atau media lainnya.
Yang menarik lagi dalam kejadian itu adalah pemberitaan tentang tersangka
penusukan. Beberapa artikel menyebut, bahwa beliau dalam kondisi gangguan jiwa berdapat
berita dari sang ayah pelaku yang diwawancara. Beberapa artikel lain
menyebut, bahwa beliau sehat-sehat saja dengan ditunjukkannya facebook dan
foto-foto beliau di media sosial, serta pengakuan para tetangga. Berita-berita
lain pun mengabarkan beliau sedang ada masalah ekonomi, disuruh oleh ‘seseorang’,
dituduh PKI, dan lain sebagainya.
Dengan semua pemberitaan itu semua, hati ini bertanya-tanya. ‘Apa gerangan motif atau faktor yang membuat pelaku berani melakukan hal gitu seperti itu?’ Akhirnya pun dapat dikategorikan bahwa kejadian ini merupakan hal yang gila. Maka disini terangkum 5 faktor yang membuat orang berani melakukan hal gila!
1. Ambisi
Ketika seseorang memiliki ambisi dalam diri, pasti dia akan melakukan
berbagai upaya agar ambisinya tercapai. Ambisi ini berasal dari keinginan (hasrat)
nafsu. Dengan adanya ambisi, seseorang akan berjuang keras untuk menggapainya. Bahkan
melakukan hal tidak masuk akal.
Ambisi juga dapat diartikan sebagai cita-cita yang sudah menjadi keinginan yang
kuat untuk merealisasikannya.
Mungkin saja, orang itu memang berambisi untuk menikam Syaikh Ali Jaber
atau bahkan ada seseorang di belakang layar yang memiliki ambisi untuk
menyerang Syaikh Ali Jaber dan para ulama namun tidak berani secara langsung
melakukannya tetapi dengan menyuruh orang lain melakukannya.
Nah, inilah yang sebenarnya menjadi kekuatan dasar bagi pelaku dalam melakukan aksinya. Ia sudah memiliki niat, lalu menjadi ambisi untuk melakukan penikaman. Cukupkah hanya berambisi saja? simak penjelasan di bawah ini.
2. Percaya Diri
Percaya diri adalah cara seseorang yang percaya pada kemampuannya untuk
dapat melakukan sesuatu. Dengan kepercayaan diri, seseorang akan berani tampil
atau berani melakukan keinginannya.
Jika dilihat dengan seksama, video yang menayangkan kejadian tersebut.
Terlihat bahwa pelaku memasuki ruangan tempat terselenggaranya kajian. Dengan
percaya diri ia melangkahkan kakinya. Melewati beberapa jama’ah yang sedang
hikmat memperhatikan Syaikh Ali Jaber di atas panggung. Jelas bahwa ia
melakukan hal gila tersebut dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tak ada
keraguan. Sekilas semua nampak mudah seperti skenario di atas.
Ia mulai berlari ke atas panggung dan setelah itu terjadilah peristiwa yang cukup mengagetkan seluruh jama’ah yang hadir. Jika tanpa kepercayaan diri atas kemampuannya, apakah pelaku akan berani menaiki panggung dan menikam Syaikh Ali Jaber?
3. Tekad Kuat
Tekad adalah kemauan, kehendak yang dilakukan secara terus-menerus. Niat
saja tidak akan cukup untuk memberikan motivasi besar kepada diri untuk dapat
melakukan suatu hal yang gila. Maka, dibutuhkanlah tekad yang kuat dalam
mewujudkannya.
Sebelum waktu kejadian, atau bahkan jauh sebelum hari itu, mungkin saja
pelaku ini memikirkan apa yang akan dilakukannya. Mulai dari niat, kebimbangan,
apakah jadi atau tidak, lalu menguatkan tekadnya. Tentu, proses ini akan
dijalani olehnya sebelum penikaman berlangsung. Tidak mungkin seseorang
melakukan suatu hal yang gila tanpa sadar atau tanpa niat. Kecuali jika memang
ia adalah orang yang tidak waras atau gila (hilang pikiran).
Tekad yang kuat adalah bahan bakar seseorang dalam menunaikan impiannya.
Apalagi jika impiannya besar dan sulit. Tanpa tekad yang kuat, maka sedikit
kesempatan impiannya akan terwujud.
Jadi, apakah pelaku memiliki tekad yang kuat dalam melakukan yang ‘gila’ tersebut?
4. Jaminan
Jaminan itu seperti cashback, yang memungkinkan seseorang mendapatkan
resiko yang lebih kecil daripada yang seharusnya atau mendapat ganti rugi.
Jaminan inilah yang sering kali dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk dapat
memainkan hukum. Koruptor pun selalu melakukan aksinya karena memiliki
jaminan hukum di tangannya.
Diberitakan bahwa pelaku ini sedang ada masalah ekonomi keluarga. Entah benar
atau tidak, tetapi mungkin saja faktor jaminan ini menjadi salah satu faktor
yang membuat pelaku berani melakukan hal yang gila tersebut.
Mungkin saja pelaku sudah mendapat jaminan dari seseorang ketika menawarkan
untuk melakukan aksi tersebut. Entah itu jaminan keamanan, perlindungan,
hukuman yang kecil, jaminan ekonomi untuk keluarga, ataupun jaminan lainnya.
Sehingga dengan jaminan tersebut, pelaku berani melakukan penusukan kepada
Syaikh Ali Jaber.
Siapakah dalang yang memberi pelaku jaminan atau apakah pelaku mendapatkan
jaminan yang dimaksud?
Ataukah pelaku memberikan jaminan kepada dirinya sendiri bahwa dengan melakukan hal gila tersebut akan membuatnya merasa puas? Rasa-rasanya tidak mungkin, karena pelaku dengan Syaikh Ali Jaber tidak memiliki riwayat permusuhan atau sudah saling kenal sebelumnya.
5. Hadiah
Hampir sama dengan jaminan, hadiah dapat menjadi salah satu faktor yang
membuat seseorang berani melakukan hal yang gila karena melakukan hal gila memiliki
resiko yang besar.
Hadiah uang, rumah, tahta, wanita, ataupun hadiah lainnya, bisa saja
menjadi faktor kuat yang membuat pelaku tergiur menerimanya dan berani
melakukan hal yang gila. Maka dari itu, hadiah cukup efektif untuk meluluhkan
hati seseorang. Bisa saja, pelaku tidak ingin atau tidak berani melakukan aksi
tersebut tapi karena hadiah yang cukup besar, pelaku menerima tawaran tersebut.
Sangat jarang, seseorang berani melakukan hal besar tanpa di iming-imingi
oleh sesuatu yang besar pula. Seorang pejabat yang korupsi pun karena menerima
hadiah yang bukan haknya.
Jadi, apa yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan balasan yang diterimanya.
Lantas, apakah sama dengan konsekuensi yang akan diterimanya? Siapakah yang
memberi dan apa yang jadi hadiahnya?
Demikian, dari kelima faktor di atas, manakah yang paling mendekati pada
kebenaran? Ataukah memang pelaku melakukan aksi tersebut dengan tidak memiliki
kelima faktor diatas? Lalu apa faktornya? Gila?
So, 5 faktor atau motif yang membuat orang berani melakukan hal gila yang
pada kesempatan kali ini sudah berhasil sedikit dibahas, mengambil konteks dari
kejadian penusukan Syaikh Ali Jaber.
Baik itu pelaku penusukan atau orang yang berada
di belakang layar, pasti memiliki kelima faktor di atas atau beberapa, dalam
melakukan aksinya.
Mungkin kedepan, di lain waktu dan kesempatan, akan dibuat tulisan yang lebih
umum pada konteksnya, sehingga dapat diterima lebih terbuka dan lebih ada
manfaat lebih di dalamnya.
Setuju dengan 5 faktor di atas?
ada kemungkinan besar dia melakukan hal tersebut karena salah satu faktor tersebut yg paling utama faktor no 5 diiringi no no berikutnya yg jelas keburuhan ekonomi yg mendesak tanpa didasari dg agama yg kuat berakibat dia nekad sdh buta hati buta mata dan bersekutu dg syathon laknatullah yg sbnrnya tipu daya syaithon itu lemah.Alhamdulillah 'ala kulli hal Allah melindungi Syekh Ali Jaber sehingga beliau selamat kita doakan semoga Allah senantiasa melindungi para 'ulama kita Aamiin
BalasHapus