Langsung ke konten utama

3 Faktor menjadi Pemimpin yang Sukses

  Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan.  Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...

Kala Kamu Mulai Mencintai Seseorang...


Apakah definisi cinta itu? Bagaimana seharusnya sikap kita ketika mencintai seseorang? Mengapa Allah memberikan rasa cinta kepada tiap hamba-Nya? Tak dapat dipungkiri bahwa pertanyaan-pertanyaan serupa seperti diatas, sering kita jumpai di dalam kehidupan dunia ini. Persoalan cinta adalah sebuah persoalan yang kompleks, karena terhubung ke berbagai aspek kehidupan. Hidup tanpa cinta, tidak akan berarti apa-apa. Karena Allah, Sang Pencipta yang menciptakan seluruh makhluk di muka bumi dan langit telah menanamkan cinta ke dalam tiap-tiap sanubari hamba-Nya. Cinta bukanlah sebuah perasaan belaka. Kala, lama tak berjumpa cinta itu berbuah menjadi rindu. Ketika sering bertemu, cinta itu menjadi bersemi di dalam hati.

Sudah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk dapat mengekspresikan rasa cinta yang ada di dalam hatinya. Orang tua yang menantikan kehadiran buah hati di muka bumi, mengekspresikan rasa cintanya dengan haru tangis bahagia. Begitu pun yang terjadi pada sang anak, secara fitrah akan menangis sebagai bentuk pengekspesian cinta. Karena bisa jadi, ia merasakan apa yang ibunya rasakan ketika berjuang melahirkan. Perjuangan yang tidak mudah setelah 9 bulan mengandungnya dan merawatnya dengan baik.

Kala kamu mulai mencintai seseorang, ada beberapa tahapan dalam menapakinya. Tentu tahapan ini hanya sebagian daripada tahapan-tahapan yang begitu luas jangkauannya. Karena, cinta itu memiliki makna yang luas dan mendalam. Memiliki banyak perspektif ketika menanggapinya. Memiliki keindahan sudut pandang dalam memandangnya.

1. Pahami dulu apa itu cinta yang sebenarnya ...

Kita mulai dari pengertian cinta menurut kbbi. Cinta dalam kbbi memiliki arti suka sekali atau sayang benar. Mencintai berarti menaruh rasa sayang dari suatu objek kepada objek yang lain. Cinta dapat dimulai dari perkenalan. Jadi, kita harus mengetahui dulu seseorang yang kita cintai dulu. Tidak mungkin kita akan mencintai jika kita tidak kenal siapa orang yang kita cintai.

Hebatnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam sangat mencintai umatnya sekalipun ia belum pernah berjumpa dengan umatnya selepas wafatnya beliau. Ini adalah salah satu contoh kemurnian cinta yang hadir dari pemahaman cinta yang tulus dan benar. Kepercayaan akan hadir menyertai rasa cinta dan akan menjadi pengikat abadi dalam setiap langkah perjuangan.

Maka, jika kita ingin memahami apa itu cinta yang sebenarnya. Kenalilah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, pahamilah kisah hidupnya yang terbalut dalam Sirah Nabawiyah, dan ikutilah segala hal yang diperintahkannya dan jauhilah segala larangannya. Dengan inilah kita akan merasakan cinta yang sejati sesama makhluk Allah, Sang Maha Pemilik Cinta. Cinta yang kita bangun tidak akan mengkhianati apa yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Pemilik Cinta. Karena cinta yang sebenarnya tidak akan berkhianat, bahkan jika harus mengorbankan nyawa. Jihad fii sabilillah, untuk itulah sebagai hadiah dari Sang Pencipta untuk hamba-Nya yang mampu membuktikan rasa cintanya kepada-Nya.

Sudahkah kita memahami apa itu cinta yang sebenarnya? Jika belum, mulai lah dari mencintai Allah dan Rasul-Nya sebagai bekal terbaik dalam menapaki tiap langkah jalan kehidupan di dunia ini. Hingga kelak di akhirat, kita akan kembali pada Sang Pencipta. Mengharap mendapat syafa'at dan rahmat-Nya. Tenang dan sabarlah untuk memahami cinta yang sebenarnya. InsyaAllah dengan sedikit petunjuk itu, akan membuat kita menikmati perjalanan memahami cinta dan kita akan dengan kelapangan hati akan komitmen untuk bertahan dalam menerima segala konsekuensi rasa cinta itu.

2. Kata dan bukti dibutuhkan ketika mencintai ...

Seperti yang telah disinggung sedikit pada point pertama di bagian akhir, cinta tidak akan lengkap jika tanpa kata dan bukti. Islam adalah pengakuan dan pembuktian. Dengan bersyahadat kita percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut untuk disembah dan diibadahi. Percaya bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam adalah utusan Allah untuk diikuti ajarannya. Lantas, setelah percaya di dalam hati, kita ikrarkan janji kita kepada Allah sebagai salah satu konsekuensi iman. Kita ucapkan kata-kata yang sejalan dengan apa yang ada di hati. Maka yang terakhir adalah pembuktian melalui amal perbuatan.

Seperti contoh kecintaan para sahabat, terutama Abu Bakar Ash-Shidiq yang mampu mempresentasikan rasa cinta yang sesungguhnya kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Ia korbankan hidupnya untuk yang dicinta, Allah dan Rasul-Nya. Semua yang dititipkan oleh Sang Pencipta, tak satupun yang dirasa sebagai haknya. Maka konsekuensinya adalah ia wakafkan seluruh hidupnya untuk yang dicinta. Balasannya adalah apabila timbangan amal shaleh seluruh umat Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam jika dibandingkan oleh Abu Bakar, maka tidak akan lebih berat darinya. MasyaAllah.

Kata dan bukti dibutuhkan ketika kita mencintai seseorang. Apalagi mencintai Allah yang menjadi pencipta kita. Tidak mungkin seseorang yang sedang mencintai itu, mengeluarkan kata yang berlawanan dengan bukti perbuatan. Berlawanan dengan syariat Allah yang telah memberikan rambu-rambunya melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah. Inilah cinta yang sejati, murni, dan benar. Bukan cinta yang semu, fasik, dan dipenuhi syahwat belaka. Maka, konsekuensi yang besar akan mendapatkan ganjaran yang besar pula.

Sudahkah kita berkata yang sesuai dengan perbuatan kita yang dijadikan bukti kesungguhan dari rasa cinta? Jika belum, mulailah berkata yang baik-baik. Yang tidak menyakiti dan tidak berlawanan dari petunjuk yang telah Allah berikan. Mulailah memberikan bukti nyata dengan perbuatan. Bertindak yang sesuai dengan petunjuk dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Dengan akhlakul karimah dan menunjukkan rasa cinta yang sesungguhnya. Bukan cinta yang palsu dan menipu sehingga menjerumuskan kita ke dalam lubang kemaksiatan, perangkap dosa, dan jurang kehancuran yang abadi di neraka. Karena, cinta yang murni akan menuntun kita kepada jalan yang sesuai dengan petunjuk dari Allah, Sang Maha Pemilik Cinta.

3. Cinta hadir sebagai penunjuk jalan dari Sang Pencipta ...

Cinta yang sejati akan menuntun kita kepada jalan cahaya, bukan kegelapan. Kepada jalan yang lurus dan sesuai dengan jalan yang di ridhai-Nya. Karena cinta hadir sebagai penunjuk jalan dari Sang Pencipta untuk dapat kembali pada-Nya. Ia titipkan cinta kepada kita untuk dapat membersamai perjalanan hidup kita. Maka jika cinta itu kita jaga untuk tetap bersih dan suci, hanya ada kebahagiaan yang dirasa. Perjuangan seberat apapun jua, akan dilalui juga karena cinta bersama kita. Namun, Allah menghadirkan cinta bersama dengan hawa nafsu yang berada di dalamnya. Karena jika tidak dengan hawa nafsu maka sudah jadilah manusia seperti malaikat.

Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu, Maha Mengetahui apa saja yang terjadi. Dengan sempurna Dia menghadirkan cinta lengkap dengan bagian-bagian yang menyertainya sebagai ujian, termasuk hawa nafsu kepada manusia. Dengan ke Maha Adil-an nya, jika manusia mampu kembali kepada-Nya dengan cinta yang sejati tadi, maka kedudukan di sisi-Nya akan lebih tinggi derajatnya dibanding malaikat. Namun sebaliknya, jika manusia kalah dengan hawa nafsunya maka ia akan lebih buruk daripada hewan.

Cukuplah kisah Nabi Ibrahim A.S dengan istrinya, Hajar sebagai pelajaran untuk kita semua.  Singkat cerita, ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah yang mengharuskan meninggalkan istrinya serta anaknya, Nabi Ismail di tengah gurun pasir yang luas. Ia mampu menaklukkan hawa nafsu nya, agar rasa cinta yang sejatinya diperuntukkan hanya kepada Allah tetap bersemi kuat maka, ia lakukan perbuatan yang benar itu tanpa rasa ragu sedikitpun. Siti Hajar pun, sebagai seorang istri yang sangat taat kepada Allah dan kepada suaminya, pun juga mampu membuktikan cinta sejatinya. Tanpa keluhan, tanpa pertanyaan, tanpa keraguan, ia menuruti perintah Allah dan Rasul-Nya. Meski hanya berdua dengan anaknya yang masih kecil, ia ikhlas dan ridha kepada ketetapan yang diterimanya itu. Bagaimana dengan kita yang selalu aja ada alasan untuk tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya, selalu saja menuruti hawa nafsu dan tidak mampu menjaga cinta sejati dengan kesungguh-sungguhan. Ya Allah ampuni kami.

Maka, cinta sejati dari Ilahi akan menuntun kita kepada jalan yang benar, jalan yang diridhai-Nya, jalan yang penuh dengan kebahagiaan hakiki, murni, dan abadi. Bukan kebahagiaan yang semu, menipu, singkat, dan menyesengsarakan penikmatnya. Cinta sejati akan memberikan kita kekuatan untuk dapat mengendalikan hawa nafsu. Untuk itulah, jika anak manusia ingin memberikan cinta sejatinya kepada orang lain, ada namanya pernikahan. Islam telah mengatur segala aspek kehidupan dan menjadi sistem kehidupan yang sempurna.

Saat ini banyak kesalahan yang diperbuat oleh anak manusia dalam mengekspresikan rasa cinta nya. Mereka banyak yang membuat-buat sendiri definisi dan pemahaman tentang cinta. Buruknya, sudut pandang yang dipilih semakin menjauhkan cinta dari hakikat yang sesungguhnya. Manusia itu terperangkap oleh jebakan setan yang telah mengelabui pandangannya terhadap cinta. Sehingga ia mampu mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, karena memang cinta itu mampu memberi kekuatan. Tapi, ketahuilah bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali semua dari Allah. Sudah siapkah kita menerima konsekuensi pengkhianatan cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya? Seberapa kuat kita menahan rasa sakit api dunia? Tak sebanding dengan siksa kubur, apalagi neraka. Rabbighfirlii.

4. Kesalahan yang sering terjadi dalam mencintai ...

Sudah menjadi sunnatullah, manusia dari awal kelahirannya hingga akhir hidupnya akan mencari tau cinta dan mencoba memahami makna cinta yang sejati. Merasakan nikmat dari hadirnya cinta. Sebagian orang yang berada di jalan yang benar sewaktu-waktu akan berada di jalan yang salah. Bukan karena Allah tidak jaga, tetapi kitalah yang memilih berada di jalan yang salah itu. Kesalahan memang sudah sepatutnya melekat pada manusia, tetapi percayalah bahwa ampunan dan rahmat Allah mampu melepaskan manusia dari kesalahan yang diperbuat. Kuasa Allah melebihi segala hal yang terjadi.

Seperti sebuah air yang jernih dalam sebuah wadah. Air adalah cinta dan wadahnya adalah manusia nya. Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan akan mewarnai air tersebut, mulai dari jentik-jentik hitam hingga menghitam secara keseluruhan. Jika sudah seperti ini, maka air tersebut berada dalam keadaan yang tidak bersih. Maka manusia pun tidak akan dalam keadaan utuh sebagai hamba yang telah dikaruniai cinta sejati. Karena telah dikotori oleh noda-noda kesalahan, maksiat, dan dosa.

Umar bin Khattab telah memberikan pelajaran yang sangat penting kepada kita tentang memurnikan cinta sejati dari kesalahan. Dahulu, ia berada dalam kekafiran yang nyata hingga ingin membunuh kekasih Allah yang mulia, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Namun, sewaktu-waktu Allah membolak-balikkan hatinya. Umar yang telah kotor dirinya dengan noda-noda dosa, seketika menjadi bersih setelah mengucap ikrar ke-Islaman. Umar telah menemukan cinta sejati di dalam hatinya dan setelah itu ia jaga hingga ia wafat dan kembali pada Allah, Sang Maha Pemilik Cinta. Kembali dalam keadaan yang bersih sebagaimana mestinya. Lihatlah kisah perjuangannya setelah ia menemukan cinta sejati dalam dirinya. Seperti halnya Abu Bakar Ash-Shidiq dan para sahabat Nabi yang lainnya. Semoga Allah meridhai mereka semua.

Fenomena akhir zaman, sangat berbeda. Lihatlah, masih banyak orang yang belum mampu menemukan cinta sejati dalam dirinya. Sehingga, kesalahan-kesalahan selalu saja diperbuatnya tanpa rasa malu dan tanpa rasa bersalah. Sungguh, bisikan setan dan godaan Iblis telah mampu menutupi dirinya dari keindahan cinta yang sebenarnya. Naudzubillah. Anak-anak muda, lebih mengidolakan artis, pemain sepak bola, dan tokoh-tokoh lainnya dibandingkan dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Anak-anak muda, mengekspresikan rasa cinta dengan kesalahan melalui pacaran. Melalui pergaulan yang melebihi batas. Dengan bangga memamerkan kemesraan dengan orang yang belum halal baginya. Demi kebahagiaan sesaat, ia korbankan kebahagiaan sejati. Ia khianati cinta Tuhannya, orang tua, dan keluarga demi seseorang yang baru dikenalnya.

Anak-anak muda, yang sedang kehilangan arah karena belum mampu menemukan cinta sejati dalam dirinya akan senantiasa melakukan kesalahan-kesalahan. Ia tidak akan mampu melawan apabila dirinya sendiri menginginkan melakukan kesalahan tersebut. Bahkan jika ia meminta pertolongan kepada Allah. Bagaimana bisa ia meminta pertolongan keselamatan kepada Allah jika sebenarnya ia memilih kemaksiatan dan dosa?

Kesalahan yang sering terjadi dalam mencintai biasanya karena pandangannya telah kabur tentang cinta sejati. Sehingga yang mengendalikan dirinya adalah cinta palsu yang berasal dari godaan setan yang diterima. Berasal dari hawa nafsu yang selalu menggila. Sehingga segala perbuatannya atas nama cinta menjadi salah.

Maka dengan segala rahmat dan ampunan Allah yang Maha Besar. Masih akan ada kesempatan dibalik setiap kesalahan. Masih ada rasa sesal dibalik setiap kekecewaan. Masih ada rasa malu dibalik setiap maksiat dan masih ada taubat dibalik setiap dosa yang diperbuat. Tinggalkanlah kesalahan yang kita perbuat dengan kesungguhan yang sejati. Karena disana akan kita temukan cinta sejati yang akan membersamai kita melewati setiap episode kehidupan kita. Seberapa siapkah kita untuk kembali kepada Allah dengan keadaan kita yang sekarang? Sudah sadarkah kesalahan yang diperbuat? Ayo kita temukan cinta sejati yang bersemayam dalam diri, sebelum kematian menjemput diri hingga tak sempat merasakan kebenaran dari cinta yang telah Allah hadirkan kepada kita.

Kala kamu mulai mencintai seseorang, pastikan bahwa kamu mencintainya dengan cinta sejati yang telah Allah hadirkan dalam dirimu, cintailah ia karena Allah dan bawalah ia kepada jalan yang diridhai oleh-Nya sehingga akan menuntun kita bersama-sama hingga ke surga-Nya untuk hidup bahagia selamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

3 Faktor menjadi Pemimpin yang Sukses

  Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan.  Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...

Transformasi Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna

Secara etimologis Transformasi adalah Perubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi dsb). Transformasi secara umum menurut kamus (The New Grolier Webster Internasional dictionary of English Language), menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi. Bisa kita saksikan dalam sejarah bahwa Islam adalah agama, nilai dan ajaran yang transformatif. Merubah tatanan hidup manusia dari keburukan yang berbagai macam rupa menjadi kebaikan-kebaikan yang penuh kemuliaan. Sedangkan permbaruan merupakan proses yang senantiasa dijalankan oleh alam semesta atau sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman. Kemudian dijelaskan tentang pelaku pembaharuan. Diceritakan kisah-kisah kepahlawanan dari para sahabat. Kesimpulannya terdapat dalam surah Ar-Ra’du: 11 bahwa sebuah pembaruan tidak akan pernah tercapai manakala kita belum berhasil me...

10 Kisah Naruto yang dapat dijadikan pelajaran hidup (Bagian 1)

Serial Naruto adalah komik dan animasi yang berasal dari Jepang. Serial yang pertama kali terbit pada tahun 1999 ini sebenarnya telah tamat pada tahun 2014 untuk manga nya, dan 2017 untuk seri anime nya. Serial ini merupakan karya dari seorang Mangaka Jepang yang bernama Mashashi Kishimoto. Baik itu versi manga nya atau anime nya, seri Naruto menjadi sangat populer di berbagai belahan dunia karena memiliki jumlah penggemar yang begitu banyak. Bahkan di Indonesia, seri Naruto menjadi salah satu seri terpopuler yang bukan hanya disukai anak-anak, tapi remaja dan dewasa. Jalan cerita yang sangat menarik, membuat seri Naruto memiliki daya tarik yang luar biasa. Sepanjang perjalanannya, banyak pesan-pesan moral yang dapat diambil dari serial ini. Berikut 10 kisah Naruto yang dapat dijadikan pelajaran hidup: 1 . Pengorbanan Orangtua (Minato dan Kushina) Naruto dibesarkan tanpa peran kedua orang tuanya yang telah meninggal ketika ia masih kecil. Minato merupakan hokage ke empat di desa Kono...