Ketika bertanya mengapa tulisan ini ada? jawaban sesungguhnya itu sederhana, tulisan ini ada karena Allah telah menakdirkannya ada.
Tulisan yang saat ini Anda lihat adalah bagian dari skenario yang
telah Allah buat dan tersimpan di Lauhul Mahfuz. Bukan karena kemampuan
yang penulis miliki. Disini, peran penulis hanya merealisasikan ketetapan yang
telah Allah berikan kepada penulis. Tidak ada satu kekuatan pun di muka bumi
ini yang mampu merealisasikannya kecuali kekuatan itu bersumber dari Allah dan
melalui kehendak-Nya.
Perealisasian ini menjadi karunia dari Allah kepada penulis. Tugas penulis hanya
berusaha sebaik mungkin menjadi hamba terbaik. Tugas yang diberikan tak
terkecuali adalah sebagai bentuk penghambaan penulis kepada Allah yang Maha
Esa. Tugas untuk beribadah kepada Allah, hanya untuk Allah. Tugas ini menjadi
sangat spesial jika mampu didalami maknanya, Allah sebagai Sang Pencipta memberikan
tugas kepada manusia untuk beribadah kepada-Nya. Disertai bekal terbaik berupa fisik tubuh, akal dan ruh sebagai
fasilitas-fasilitas penunjang kemudahan tugas.
Bentuk fisik yang sempurna, limpahan karunia di muka bumi yang mampu
dimanfaatkan, akal yang sehat untuk menentukan pilihan, hati yang suci sebagai
pengontrol diri, dan agama yang sempurna untuk menjadi landasan kehidupan di
dunia. Semua rahmat, nikmat, dan karunia yang telah Allah berikan sebagai modal
terbaik bagi manusia untuk menjalankan tugasnya. Semoga kelak, kita dapat
menjadi hamba-Nya yang paripurna.
Allah telah memberikan rambu-rambu yang sangat jelas kepada manusia agar
bagaimana tugas yang diterimanya itu terasa ringan (meski setiap ujian
memiliki kadarnya tersendiri). Karena sejatinya, tidak mungkin Zat yang
menciptakan manusia mendzalimi ciptaan-Nya. Tidak mungkin Dia memberikan
ujian kepada seorang hamba melebihi kemampuan yang dimiliki oleh hambanya. Dia
Maha Mengetahui kadar kemampuan hamba-Nya. Ditambah, Allah juga telah
memberikan fasilitas atau nikmat yang sangat banyak dan mampu untuk
dimanfaatkan oleh umat manusia.
Nikmat-nikmat yang Allah berikan tidak pernah terhitung jumlahnya. Sejak pertama kali manusia lahir hingga waktunya pergi meninggalkan pernak-pernik
kehidupan dunia. Manusia tidak akan pernah mampu membalas budi anugerah yang
telah Allah berikan, bahkan penyelesaian tugas yang diberikan kepada manusia, bukanlah untuk Allah. Tetapi untuk kebaikan diri manusia sendiri. Ya, untuk kepantasan dan kelayakan
diri atas status kehambaan yang diterima oleh manusia. bersambung...
#30DWC #30DWCJilid43 #Day1
Komentar
Posting Komentar