Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan. Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...
Pernah ga sih kalian berpikir, “kenapa sih Allah selalu memberikan masalah pada saya?” atau kalian suka bingung harus ngapain saat kalian sedang ditimpa banyak masalah hidup? Sebenarnya apapun jawabannya, akan mengarah pada persoalan bahwa, hidup itu pasti ada masalah.
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam saja, yang notaben nya adalah kekasih Allah, diberikan banyak masalah dalam hidup. Eetss, tunggu dulu. Apakah benar masalah? atau beliau SAW diberi ujian? emang beda? hehe .. yuk cari tau tentang pengertiannya.
Jadi pertanyaannya, masalah sama tidak sih dengan ujian? menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yg harus diselesaikan (dipecahkan), sedangkan ujian adalah dari kata uji yang berarti percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu (ketulenan, kecakapan ketahanan, dsb).
Nah, jadi gitu. Intinya, masalah adalah apa-apa yang harus dicarikan solusinya. Tapi kalo ujian adalah bentuk dari masalah itu. Dan menurut saya, lebih tepat jika Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam itu diberikan ujian hidup. Karena beliau SAW adalah Uswatun Hasanah.
Misal, saat kita menservice barang yang rusak biasanya tukang service itu bilang, ‘ada masalah di bagian dalamnya’ bukan ‘ada ujian di bagian dalamnya’. Yakan? Jadi rusaknya laptop itu adalah ujian, sedangkan apa yang terjadi pada bagian dalam laptop itu adalah masalah.
Contoh lain, saat kita dicopet oleh orang. Itu adalah ujian dari Allah. Sikap kita yang tidak hati-hati dalam menjaga barang, itu masalahnya atau setelah kecopetan kita berbuat buruk pada Allah. Itu juga bagian dari masalahnya. Gimana? Udah ngerti? Ah ya sederhananya. Kita pernah ujian di sekolah kan?, nah kalo ga belajar dan akhirnya nyontek atau nilainya jelek. Itu masalahnya. Mudah-mudahan kita dapat memahami apa itu masalah ya.
Setelah mengetahui apa itu masalah, kita lanjut ke bagaimana menyikapi dan mengatasi masalah. Ini dua hal yang berbeda. Sedikit akan kita bahas ya.
1. Menyikapi Masalah
Nah, tentang sikap kita terhadap masalah yang paling penting adalah bertaubat dan meminta maaf. Kenapa? Balik lagi ke paragraf awal, yang namanya hidup di dunia pasti ada yang namanya masalah dan kita tidak akan bisa menghindarinya. Kecuali kita sudah masuk ke dalam surganya Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan kita termasuk ke dalam orang-orang yang dikecualikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Tapi menurut saya, kenapa bertaubat dan meminta maaf. Karena kedua hal itu berhubungan dengan Allah dan sesama makhluk. Contoh, kita udah dikasih hidup gratis sama Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Lalu kita, bermaksiat. Itu masalah dan sikap kita ya harus bertaubat. Tapi jangan lupa juga syarat agar taubat kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Menurut Syeikh Abdul Qodir Jaelani dalam kitab Al-Ghunyah, syarat taubat ada tiga :
“Syarat tobat ada tiga: pertama, menyesali atas kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan, ini berdasarkan hadis Rasulullah, ‘Menyesali kesalahan adalah tobat’. Tanda dari penyesalan adalah lembutnya hati dan berderainya air mata. Sebab itu, Rasulullah mengatakan, ‘Berkumpullah bersama orang yang bertobat, karena hati mereka lembut’. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji dan berusaha untuk tidak kembali pada dosa dan kesalahan.”
Untuk yang berhubungan dengan sesama makhluk, berarti ada tambahan. Yaitu kita harus meminta maaf padanya dan menunaikan haknya.
2. Mengatasi Masalah
Mengatasi masalah yang paling dasar adalah harus berilmu. Karena kalau kita tidak berilmu, kita tidak akan bisa mengatasi atau menyelesaikan masalah. Misal, seorang teknisi yang mengatasi masalah kerusakan listrik. Ia memiliki ilmunya. Tapi menurut saya, tidak semua masalah dapat diatasi. Karena ada hal lain yang tidak dapat kita atasi karena keterbatasan diri kita sebagai manusia. So, jangan terlalu bersedih saat kita tidak bisa mengatasi masalah sendirian, karena itulah hikmah dari Allah Subhanahu Wa’ Ta’ala agar sesama kita saling tolong menolong, mengisi kekurangan masing-masing, dan bersama-sama menyelesaikan masalahnya.
Kita juga harus percaya bahwa hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala sajalah yang dapat mengatasi segala masalah yang ada. Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui Segala Sesuatu (Al-Aliim) dan Dia memiliki Ilmu yang tidak terbatas. So, selalu mintalah pada-Nya saat kita sedang dihadapi masalah dalam hidup.
“(Allah menjadikan hal) itu agar kamu tahu, sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Maidah: 97).
‘Kenapa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikanmu masalah?’ Apakah kalian sudah bisa menjawabnya? Saya mencoba memberi studi kasus seperti ini.
‘Ada seseorang sedang dalam masa penyusunan skripsi. Kemudian ia menunda-nunda dan malas mengerjakannya dalam waktu yang lama. Hingga suatu kejadian menimpa ayahnya yang membuat ayahnya meninggal dunia. Ia merasa sedih, sangat sedih. Singkat cerita setelah kematian ayahnya, teman-teman menghiburnya. Datang, berkumpul, bermain, mencoba menghilangkan kesedihannya. Ujiannya bertambah. Skripsi, kematian, hiburan, datang silih berganti. Serta ujian-ujian lain yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan pada orang itu, tak lantas membuatnya ia menyelesaikan skripsinya.’
Masalah apa yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan pada orang tersebut? Bisa jadi hal-hal seperti malas, menunda-nunda, lalai, dan lupa menjadi masalahnya. Tapi ada satu hal penting yang harus kita ketahui saat Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kita masalah. Yaitu, mengambil hikmah-Nya dan mengambil pelajaran dari setiap masalah yang ada.
Karena setiap diri kita adalah makhluk (baca:manusia) yang senantiasa menjalani proses kehidupan. Setiap dari kita adalah pembelajar. Setiap dari kita tidak luput dari kesalahan. Masalah yang ada, untuk menjadikan diri kita sadar. Bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu memberikan yang terbaik pada kita, meskipun itu suatu kesalahan atau masalah sekalipun.
Nah, apakah sudah terjawab ‘mengapa Allah memberikanmu masalah?’ Semoga sudah ya. Jadi, ayo sekarang kita terus belajar, memperbaiki diri, perbaiki kesalahan, cari jalan keluar dan pantaskan diri kita menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dicintai-Nya.
Jangan menyerah! Jangan bersedih! Dan jangan putus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala ya J
#30DWC #30DWCJilid43 #Day10
Komentar
Posting Komentar