Pendahuluan Pembahasan tentang manusia selalu menjadi inti dari upaya Islamisasi ilmu. Semakin dalam seseorang mengkaji konsep manusia, semakin dekat ia kepada fitrahnya, dan semakin terbuka pula pintu untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat-Nya — baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat kauniyah (ciptaan-Nya). Karena itulah memahami manusia bukan sekadar wacana antropologi, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk memahami Ru’iyatul Islâm lil Wujûd — pandangan Islam tentang keberadaan. Fase Hidup Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an Al-Qur’an banyak menjelaskan proses dan perjalanan manusia, seperti dalam: Al-Ahqaf: 15 → menyebut fase perkembangan dari lemah menjadi kuat. Ar-Rum: 54 → menggambarkan siklus: lemah → kuat → kembali lemah. Dalam realitas, usia 20–40 merupakan masa “puncak”—muda, kuat, dan penuh potensi capaian luar biasa. Pepatah ulama mengatakan bahwa: 20 tahun pertama → menuntut ilmu. 20 tahun kedua → mengamalkan ilmu. 20 tahun ketiga → menyebar...
3. Orang-orang yang bertaqwa
"Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Imran: 76; QS. At Taubah: 4 dan 7).
Taqwa menjadi bekal terbaik bagi kita untuk menghadap kehadirat Allah di yaumul akhir nanti. Ketaqwaan menjadi cerminan dari akhlak mulia dan amal shaleh. Iman dan amal shaleh, menjadi penghantar kita mendapat ridha Allah.
4. Orang-orang yang berserah diri
"Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berserah diri." (QS. Al-Imran: 159).
Berserah diri merupakan tanda bahwa kita tawakkal kepada Allah. Caranya bisa dengan berdoa dan menyerahkan segala hasil, apa yang telah kita ikhtiarkan kepada Allah.
Dengan keimanan yang tinggi, segala hal yang terjadi pada dirinya, ia serahkan kepada Allah. Dzat Yang Maha Memiliki Segalanya. Ia merasa tidak memiliki apa-apa kecuali yang diberi oleh Allah. Hidupnya akan lebih lapang dan senantiasa bersyukur pada Allah.
5. Orang-orang yang bersabar
“Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Imran: 146).
Bersabar disini adalah sabar yang aktif. Contoh, ketika ia sedang diberi ujian rumah tangga. Ia bersabar, memperbaiki diri, meminta maaf, bertaubat, mencari cara agar dapat melewati ujian itu dengan baik, sembari mengharap Allah segera memberikan pertolongan. Bukan sabar yang pasif, ketika diberi ujian, sabar, diem aja, tidak mau berubah, tidak mau intropeksi diri dan hanya menyerahkan saja kepada Allah tanpa ada ikhtiar dan tawakkal.
Karena itu ia tidak akan menyerah dengan keadaan. Ia menyadari dengan benar bahwa hidup adalah ujian. Maka dari itu, ia tidak menyalahkan segala hal yang dianggap buruk yang menimpa dirinya.
Kemudian kala ia ditimpa musibah, tidak serta merta membuat mereka membenci dan berburuk sangka kepada Allah. Malah, dengan hal itu makin meningkatkan keimanannya kepada Allah Ta'ala.
Dengan bersabar, akan melatih mental, jiwa, fikiran, dan tubuh kamu dalam menghadapi segala rintangan yang akan menghadang. Cobalah terus bersabar! tapi sabar yang aktif ya bukan yang pasif.
6. Orang-orang yang berbuat adil
“Dan jika kamu memutuskan perkara, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS. Al-Ma’idah: 42).
Wah, yang terakhir ini bisa menjadi point khusus untuk seorang pemimpin. Memutuskan suatu perkara untuk adil memang berat. Membutuhkan kemampuan terbaik pada diri agar setiap keputusan yang kita ambil menjadi adil di mata Allah.
Selain pemimpin, seorang hakim pun sangat dituntut untuk memiliki rasa keadilan. Yah, keadilan memang menjadi bahasan yang tidak akan pernah habis disuarakan oleh rakyat. Padahal di dalam Al-Qur'an telah diberikan petunjuk agar kita dapat berlaku adil dan Allah lah Yang Maha Adil.
Diantara 6 karakter umum diatas, apakah kamu sudah termasuk di dalamnya? Kalau belum, jangan berputus asa. Terus perbarui diri kamu menjadi lebih baik. Ingat setiap dari kita tidak luput dari dosa. Semangat ya agar dicintai Allah. Jangan terlalu memusingkan penilaian manusia. Oke?
Lebih lanjut dan luas, ada sekitar 40 karakteristik -mereka yang- dicintai oleh Allah.
Ayo kita berlomba-lomba agar dicintai Allah! Ingatkan saya terus ya, karena saya pun masih berusaha agar dicintai Allah. Kalau kita sudah bersama-sama dicintai Allah, bukankah itu suatu kenikmatan yang besar? Jangan lupa juga ajak setiap umat Rasulullah Salallahu alaihi wasallam yang dapat kamu ajak yaaa. Allahumma Sholli a'la sayyidina Muhammad.
-Selesai-
#30DWC #30DWCJilid43 #Day21
Komentar
Posting Komentar