Langsung ke konten utama

Manusia dan Kebahagiaan (Sebuah Renungan Antara Fitrah, Ilmu, dan Jalan Menuju Insan Kamil)

Pendahuluan Pembahasan tentang manusia selalu menjadi inti dari upaya Islamisasi ilmu. Semakin dalam seseorang mengkaji konsep manusia, semakin dekat ia kepada fitrahnya, dan semakin terbuka pula pintu untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat-Nya — baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat kauniyah (ciptaan-Nya). Karena itulah memahami manusia bukan sekadar wacana antropologi, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk memahami Ru’iyatul Islâm lil Wujûd — pandangan Islam tentang keberadaan. Fase Hidup Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an Al-Qur’an banyak menjelaskan proses dan perjalanan manusia, seperti dalam: Al-Ahqaf: 15 → menyebut fase perkembangan dari lemah menjadi kuat. Ar-Rum: 54 → menggambarkan siklus: lemah → kuat → kembali lemah. Dalam realitas, usia 20–40 merupakan masa “puncak”—muda, kuat, dan penuh potensi capaian luar biasa. Pepatah ulama mengatakan bahwa: 20 tahun pertama → menuntut ilmu. 20 tahun kedua → mengamalkan ilmu. 20 tahun ketiga → menyebar...

3 Hal Tentang Hati yang Harus Kamu Ketahui!

 


“Hati adalah laksana bejana, jika ia telah dipenuhi oleh kebenaran, maka ia akan menampakkan banyak cahaya pada anggota tubuh lainnya, dan jika hati itu dipenuhi oleh kebatilan, maka ia akan menampakkan banyak kegelapan pada anggota tubuh lainnya.”
Begitulah sebuah perkataan dari seorang ulama terdahulu yang bernama Ahmad bin Khadhrawaih rahimahullah. Dan kali ini, ada beberapa hal yang berkaitan dengan hati untuk kita bersama-sama berhati-hati agar tidak mudah mempermainkan hati.

1.       Hati adalah fitrah yang suci

Sungguh perkataan diatas tepat untuk menggambarkan apa itu hati, karena hati Allah berikan pada tiap manusia sebagai fitrah yang suci. Maka tak salah ada yang mengatakan bahwa hati tidak pernah berbohong. Tapi akal lah yang telah dikotori oleh hawa nafsu yang akhirnya mengolah apa isi hati, untuk dapat di sampaikan kepada mulut atau anggota badan.

Setiap orang yang jahat, perampok, koruptor, pembunuh, pezina, pemabuk dan orang jahat lainnya pasti dalam hatinya masih merasakan kebenaran. Hati mereka masih berbisik bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Kecuali orang-orang yang telah Allah tutup hatinya dari kebenaran yang tidak dapat merasakannya.

Karena hati adalah fitrah yang suci, maka kita harus menjaganya agar tetap suci. Kita harus selalu memperbarui diri kita dari dosa dengan beristighfar dan bertaubat. Karena memang meski hati adalah suci. Tapi hakikatnya manusia adalah makhluk yang tak luput dari dosa dan salah. Kecuali orang-orang yang telah Allah tetapkan bersih dari dosa.

2.       Hati adalah kunci keikhlasan

Berbicara tentang hati, kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita sakit hati apalagi hati kita sakit. Karena itu hati haruslah dijaga dengan hati-hati agar senantiasa takut pada Allah SWT. Supaya hati sehat dan dapat mengendalikan akal serta hawa nafsu yang kerap kali setan masuk untuk merusak dan mengotori hati yang suci.

Hati merupakan tempat niat bernaung. Ia menjadi kunci keikhlasan dalam beramal. Tanda Allah akan menerima amal seseorang adalah jika ia mengerjakan ibadah dengan hati yang ikhlas. Dan berhati-hatilah. Banyak penyakit hati yang harus diwaspadai. Kikir, riya, hasud, sombong, ujub, seudzon dan lain sebagainya menjadi penyebab manusia terjerembab dalam dosa yang sangat hina hingga dapat menyebabkan masalah yang besar bagi diri, sesama, dan bahkan pada Sang Pencipta.

3.       Menjaga dan menata hati

Untuk itu, mari kita bersama-sama terus menata dan menjaga hati. Menata hati agar selalu dapat memancarkan kebaikan dalam diri, menjaga hati agar tidak bermaksiat pada Allah. Memperbarui keimanan dalam diri melalui hati. Mengendalikan hawa nafsu yang sering kali melawan kehendak hati. Menggapai ketenangan hati, agar tidak diperbudak oleh kehidupan dunia dan selalu berharap ridho-Nya.

Sungguh ada resep untuk menjaga dan menata hati. Resep itu adalah dzikrullah, ingat pada Allah. Berdzikir banyak ragamnya. Istighfar pun termasuk. Kemudian sholawat pada Nabi Muhammad SAW juga dapat masuk sebagai resep untuk menata dan menjaga hati. Serta selalu berbuat baik pada sesama dapat menjadi resep dalam menjaga dan menata hati.

Jadi tetaplah bersemangat! Jangan berputus asa dari rahmat dan hidayah Allah. Semoga Allah selalu membimbing kita dalam ketaqwaan dan selalu menjaga hati kita. Hati-hati dengan hati ya!

#30DWC #30DWCJilid43 #Day17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transformasi Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna

Secara etimologis Transformasi adalah Perubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi dsb). Transformasi secara umum menurut kamus (The New Grolier Webster Internasional dictionary of English Language), menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi. Bisa kita saksikan dalam sejarah bahwa Islam adalah agama, nilai dan ajaran yang transformatif. Merubah tatanan hidup manusia dari keburukan yang berbagai macam rupa menjadi kebaikan-kebaikan yang penuh kemuliaan. Sedangkan permbaruan merupakan proses yang senantiasa dijalankan oleh alam semesta atau sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman. Kemudian dijelaskan tentang pelaku pembaharuan. Diceritakan kisah-kisah kepahlawanan dari para sahabat. Kesimpulannya terdapat dalam surah Ar-Ra’du: 11 bahwa sebuah pembaruan tidak akan pernah tercapai manakala kita belum berhasil me...

Perjalanan yang Membutuhkan Pilihan; Menjaga Cinta atau Mengobati Hati

"Hidup adalah soal pilihan. Manusia dituntut untuk menentukan pilihan mana yang terbaik baginya. Seperti dua mata koin, kita akan mendapatkan jawaban ketika sebuah pilihan telah digulirkan. Setiap pilihan pasti memiliki dampak dan risiko. Semakin besar dampak yang ditawarkan, maka semakin besar pula risiko yang diterima. Maka, selalu libatkan Allah dalam setiap pilihan hidup, karena Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui apapun yang terjadi." "Setelah menjalani lika-liku kehidupan, manis-pahitnya perjalanan, kini aku mulai mengerti bahwa diri ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan jalan. Bukan hanya sekedar keinginan atau hawa nafsu yang dituruti, namun juga kebutuhan dalam diri berupa keimanan dan kesehatan yang harus diprioritaskan atau diutamakan. Kini aku mulai mengerti bagaimana melakukannya karena Allah telah menunjukkan jalan terbaiknya padaku." Mari sejenak kita melakukan refleksi, mengingat dan membayangkan betapa ...

DARI AKTIVIS MENJADI IMPACTIVIS

  Impact merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti dampak. Jika melihat KBBI, impact berarti tubrukan atau pengaruh kuat. Mari kita ingat, awal dakwah Rasulullah SAW yang dibersamai oleh Khadijah r.a dan mampu menjaga keberlangsungan dakwah Islam di tengah gempuran perlawanan dari Kafir Quraisy. Dampaknya, dakwah Islam mampu bertahan hingga sekarang. Lihat pula saat Abu Bakar r.a membayar tebusan kepada kaum Kafir Quraisy untuk memerdekakan Bilal bin Rabbah r.a, padahal saat itu pula Bilal sudah siap untuk mati syahid. Dampaknya, Bilal bin Rabbah menjadi muadzin pertama. Kemudian ketika Umar bin Khattab r.a membuat kebijakan  impact investment.  Tersebutlah harta anak yatim yang pengelolaannya dititipkan ke Baitul Maal. Sang Khalifah berpikir, kalau harta itu mandek tersimpan, lama kelamaan bisa susut nilainya, bahkan habis tersebab harus dikeluarkan zakatnya tiap tahun.  Maka ditawarkanlah pada para s...