Pendahuluan Pembahasan tentang manusia selalu menjadi inti dari upaya Islamisasi ilmu. Semakin dalam seseorang mengkaji konsep manusia, semakin dekat ia kepada fitrahnya, dan semakin terbuka pula pintu untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat-Nya — baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat kauniyah (ciptaan-Nya). Karena itulah memahami manusia bukan sekadar wacana antropologi, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk memahami Ru’iyatul Islâm lil Wujûd — pandangan Islam tentang keberadaan. Fase Hidup Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an Al-Qur’an banyak menjelaskan proses dan perjalanan manusia, seperti dalam: Al-Ahqaf: 15 → menyebut fase perkembangan dari lemah menjadi kuat. Ar-Rum: 54 → menggambarkan siklus: lemah → kuat → kembali lemah. Dalam realitas, usia 20–40 merupakan masa “puncak”—muda, kuat, dan penuh potensi capaian luar biasa. Pepatah ulama mengatakan bahwa: 20 tahun pertama → menuntut ilmu. 20 tahun kedua → mengamalkan ilmu. 20 tahun ketiga → menyebar...
Ada kisah, seseorang ingin beramal. Namun berpikir bahwa ia ingin amalnya diliat orang lain agar mendapat pujian. Lalu ia beramal, jadilah riya'.
Lain kisah, seseorang ingin beramal. Namun khawatir bahwa amalnya itu akan terjangkit riya'. Lalu ia tidak beramal, jadi lah sia-sia.
Kisah ketiga, ada mahasiswa yang kuliah Tapi ia tidak mau ngisi absensi karena khawatir riya'. Padahal belum tentu, belum pasti. Lain soal dengan aturan. Ia jelas telah melanggar, saat dosen melihat data absensinya kosong tak terisi.
Kisah diatas, sederhana. Kisah lain banyak terjadi di kehidupan nyata.
Tentang Riya yang Tersembunyi jadi teringat akan sesuatu :
Sungguh, riya' itu menjadi penyakit hati yang sangat berbahaya. Ia menjadi titik tolak dari keikhlasan. Bahkan lebih besar kekhawatiran Rasulullah SAW terhadap riya' dibanding fitnah dajjal.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Maukah kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian daripada (fitnah) Al masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, "Tentu saja". Beliau bersabda, "Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya."
Riya' pun menjadi suatu hal yang dimiliki oleh orang munafik.
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali". (QS. An Nisaa’:142)
Sungguh riya' itu termasuk dalam perbuatan syirik. Ada syirik akbar dan syirik ashgar.
Berhati-hatilah selalu, mintalah kepada Allah untuk dijauhkan dan dihilangkan dari penyakit hati.
Tentang Riya yang Tersembunyi juga, coba deh amalkan doa ini :
"Allahumma inni audzubika min an usyrika bika syai'an a'lamuh wa astaghfiruka lima la a'lamu."
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu di saat aku mengetahui dan aku mohon ampunan dari sesuatu yang aku tidak mengetahui.
Maka, tipsnya sederhana. Tapi perlu latihan ekstra untuk menjalankannya, yaitu:
Ikhlaslah beramal karena Allah dan patuhilah aturan manusia, karena Allah juga.
Simpel kan, kalo Allah udah jadi tujuan, hal duniawi bisa kok dijadikan motivasi untuk ningkatin keimanan. Asal tidak salah niat dan tidak tertukar antara motivasi dan tujuannya.
Jadi, sudah siapkah hatimu untuk tidak riya'? 😊
#30DWC #30DWCJilid43 #Day9

Komentar
Posting Komentar