Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan. Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...
Pernahkan anda merasa bosan dengan pekerjaan yang anda kerjakan? Pernahkah anda datang telat ke tempat kerja? Pernahkah anda merasa hampa dengan aktivitas yang monoton? Mengapa anda tidak bahagia dengan pekerjaan anda? Sedikit cerita dibawah, semoga mengandung hikmah.
‘Kalo saya telat, maka gaji saya akan kepotong sekian meskipun hanya telat 1 menit.’ Ujar seorang pria. ‘Kalo di kantor saya, jika telat harus mengganti jam waktu 30 menit meskipun hanya telat 1 menit.’ Balas pria lain. Sedang asik mengobrol, tiba-tiba seorang anak muda datang menghampiri kedua pria dewasa tadi dan berkata, ‘Wah ternyata ketat juga ya peraturan di kantor kalian, Alhamdulillah di tempat kerja saya, tidak seperti itu.
Seketika kedua pria dewasa tadi menoleh menghadap sumber suara. Merasa diri mereka sedikit direndahkan karena ucapannya. Lantas anak muda tadi melanjutkan, ‘Alhamdulillah di tempat saya kerja tidak terlalu memaksakan seseorang harus datang jam segini teng! Telat dikit, denda! ‘Harus stand by di tempat kerja dari jam segini sampai jam segini, tidak!’ ujarnya. Kemudian percakapan mereka mencair untuk saling berdiskusi. Suasana makin seru, hingga tak terasa waktu maghrib telah berkumandang mengakhiri pertemuan mereka.
Kisah fiktif di atas kadang terjadi di kehidupan nyata. Sebagian orang, bekerja terpaku oleh ruang dan waktu. Sebagian lagi, bekerja lebih leluasa dengan konsekuensi dan benefit yang berbeda pula. Kadang kita merasa kesal kala telat datang, mencaci waktu yang cepat berlalu, kesal kala harus mengganti jam pulang karena dirasa ketidakadilan, kesal karena tak bisa lebih luang memanfaatkan waktu karena terhalang jam aktif kerja, hingga kesibukan menyita waktu anda untuk produktif.
Sekarang mari bahas sedikit tentang hikmah yang dapat dipetik dari kisah diatas.
Dalam rumus produktivitas, ada 3 unsur yang harus ada dan seimbang. Ketiga unsur tersebut adalah Produktivitas = Energi x Waktu x Focus. Jika anda fokus dan memiliki waktu namun tidak punya energi, maka lelah dan lemah akan didapat. Jika anda punya waktu dan ada energi namun tidak bisa fokus, maka anda sulit untuk menyelesaikan pekerjaan anda dan akhirnya terbengkalai. Jika anda punya fokus dan punya energi namun tak memiliki waktu, maka anda tidak bisa mengerjakan pekerjaan anda.
Diantara rumus diatas, maka satu hal yang pasti. Bahwa tujuan dari hal yang anda lakukan sudah harus jelas kebermanfaatannya. Jika konteksnya adalah ‘bekerja’ maka pastikan pekerjaan anda, diniatkan untuk beribadah kepada Allah. InsyaAllah dengan itu, anda akan merasa lapang hati, syukur diri, dan ridho menerima apapun ujian yang diberikan-Nya.
Telat atau tidak telat, terpaku atau fleksibel, dipotong atau ditambah gajinya, tak terlalu diambil sulit dan disesalkan. Karena dengan penyeimbangan produktivitas, anda akan lebih mengutamakan antisipasi hal buruk yang akan terjadi. Datang tepat waktu, energi cukup untuk bekerja, fokus tinggi menyelesaikan tugas, menjadi beberapa hal yang barang tentu menjadi kebiasaan.
Untuk WAKTU YANG TERJUAL, pastikan dirasakan keuntungannya. Tak merasa sia-sia apalagi rugi. Tips sederhana nya, lakukan perniagaan dengan Allah. Anda akan untung. Karena anda sedang melakukan perniagaan dengan Allah Yang Maha Kaya.
Maka, mari menjadi pribadi yang IKHLAS, RIDHO, dengan pekerjaan yang anda jalankan. Pastikan bahwa pekerjaan itu lebih mendekatkan diri anda kepada Allah. Apapun ujiannya, berusahalah terus untuk PRODUKTIF.
Kunci lainnya adalah BERSYUKUR dan QANA’AH (MERASA CUKUP). “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah : 152)
Jadi, lakukan yang terbaik ya! Libatkan Allah selalu dalam setiap aktivitas kita.
#30DWC #30DWCJilid43 #Day19
Komentar
Posting Komentar