Langsung ke konten utama

Manusia dan Kebahagiaan (Sebuah Renungan Antara Fitrah, Ilmu, dan Jalan Menuju Insan Kamil)

Pendahuluan Pembahasan tentang manusia selalu menjadi inti dari upaya Islamisasi ilmu. Semakin dalam seseorang mengkaji konsep manusia, semakin dekat ia kepada fitrahnya, dan semakin terbuka pula pintu untuk mengenal Allah melalui ayat-ayat-Nya — baik ayat qauliyah (Al-Qur’an) maupun ayat kauniyah (ciptaan-Nya). Karena itulah memahami manusia bukan sekadar wacana antropologi, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk memahami Ru’iyatul Islâm lil Wujûd — pandangan Islam tentang keberadaan. Fase Hidup Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an Al-Qur’an banyak menjelaskan proses dan perjalanan manusia, seperti dalam: Al-Ahqaf: 15 → menyebut fase perkembangan dari lemah menjadi kuat. Ar-Rum: 54 → menggambarkan siklus: lemah → kuat → kembali lemah. Dalam realitas, usia 20–40 merupakan masa “puncak”—muda, kuat, dan penuh potensi capaian luar biasa. Pepatah ulama mengatakan bahwa: 20 tahun pertama → menuntut ilmu. 20 tahun kedua → mengamalkan ilmu. 20 tahun ketiga → menyebar...

DARI AKTIVIS MENJADI IMPACTIVIS

 

Impact merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti dampak. Jika melihat KBBI, impact berarti tubrukan atau pengaruh kuat.

Mari kita ingat, awal dakwah Rasulullah SAW yang dibersamai oleh Khadijah r.a dan mampu menjaga keberlangsungan dakwah Islam di tengah gempuran perlawanan dari Kafir Quraisy. Dampaknya, dakwah Islam mampu bertahan hingga sekarang.

Lihat pula saat Abu Bakar r.a membayar tebusan kepada kaum Kafir Quraisy untuk memerdekakan Bilal bin Rabbah r.a, padahal saat itu pula Bilal sudah siap untuk mati syahid. Dampaknya, Bilal bin Rabbah menjadi muadzin pertama.

Kemudian ketika Umar bin Khattab r.a membuat kebijakan impact investment. Tersebutlah harta anak yatim yang pengelolaannya dititipkan ke Baitul Maal. Sang Khalifah berpikir, kalau harta itu mandek tersimpan, lama kelamaan bisa susut nilainya, bahkan habis tersebab harus dikeluarkan zakatnya tiap tahun. Maka ditawarkanlah pada para sahabat untuk mengelola harta anak yatim itu sebagai investasi negara. Para saudagar boleh menggunakannya untuk modal usaha dengan sistem bagi hasil.

Ada pula kisah Usman bin Affan r.a, ketika mewakafkan sebuah sumur yang bahkan masih dirasakan manfaatnya hingga sekarang. Sumur itu bernama sumur Raumah. Dampaknya, kesejahteraan terus dirasakan oleh masyarakat.

Terakhir, Ali bin Abi Thalib r.a, yang menikah dengan Fatimah anaknya Rasulullah SAW yang keturunannya, bisa kita lihat sampai dengan sekarang. Dampaknya pun jadi keberkahan dan kemuliaan bagi manusia akhir zaman.

Kisah-kisah yang luar biasa dari para manusia bumi yang namanya sudah terdaftar di surga-Nya, mampu memberikan impact yang begitu besar, sepanjang zaman.

Pada zaman dewasa sekarang ini, banyak aktivis Islam yang mulai kehilangan arah. Tergerus zaman dan berakhir kalah. Mengorbankan tujuan dakwah Islam untuk mengikuti nafsu motivasi.

Bandingkan dengan orang-orang di luar Islam saat ini lebih memberikan impact yang lebih besar, karyanya tersebar, dan tokohnya terkenal. Mengapa hal itu terjadi? Apa permasalahannya? Bagaimana caranya agar aktivis Islam mampu menang?

Di era teknologi digital saat ini, para aktivis harus mampu membaca arah perubahan zaman. Karena jika aktivis Islam tidak menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang lebih membutuhkan daya kreatif, inovasi, dan pengkaryaan sebagai kebutuhan bagi masyarakat, maka apa yang aktivis Islam lakukan tidak dirasakan impact-nya bagi sekitar.

Aktivis, ia akan begitu sibuk dengan aktivitasnya namun impact yang dirasakan bagi sekitar belum tentu terasa atau hanya sedikit saja. Seperti organisasi yang begitu banyak program namun sedikit impact, yang akhirnya kemandegan terjadi di tubuh organisasi tersebut.

Impactivis, ia yang mampu menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat lalu menemukan formulasi yang tepat terhadap permasalahan tersebut dan menghadirkan solusi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tau Startup? Gojek? Tokopedia? Apple? dan lain sebagainya. Itulah beberapa contoh dari sekian banyak formulasi-formulasi terkini yang mampu membantu permasalahan masyarakat.

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." begitulah hadits mengajarkan. Maka, mari kita lebih bermanfaat bagi sekitar.

"Jika anak cucu adam mati maka semua amal perbuatannya terputus kecuali tiga hal. Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan orangtunya." (HR. Muslim).

Ketiga hal tersebut merupakan hasil dari sebuah impact yang manusia lakukan. Bagi para aktivis, mari kita tingkatkan kapasitas kita dengan menjadi impactivis. Siap?

#30DWC #30DWCJilid43 #Day7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Transformasi Pembaruan Dakwah Kampus; Sebuah Renovasi Cerdas-Paripurna

Secara etimologis Transformasi adalah Perubahan Rupa (betuk, sifat, fungsi dsb). Transformasi secara umum menurut kamus (The New Grolier Webster Internasional dictionary of English Language), menjadi bentuk yang berbeda namun mempunyai nilai-nilai yang sama, perubahan dari satu bentuk atau ungkapan menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti atau ungkapan yang sama mulai dari struktur permukaan dan fungsi. Bisa kita saksikan dalam sejarah bahwa Islam adalah agama, nilai dan ajaran yang transformatif. Merubah tatanan hidup manusia dari keburukan yang berbagai macam rupa menjadi kebaikan-kebaikan yang penuh kemuliaan. Sedangkan permbaruan merupakan proses yang senantiasa dijalankan oleh alam semesta atau sebuah proses penyesuaian diri dengan realitas zaman. Kemudian dijelaskan tentang pelaku pembaharuan. Diceritakan kisah-kisah kepahlawanan dari para sahabat. Kesimpulannya terdapat dalam surah Ar-Ra’du: 11 bahwa sebuah pembaruan tidak akan pernah tercapai manakala kita belum berhasil me...

Perjalanan yang Membutuhkan Pilihan; Menjaga Cinta atau Mengobati Hati

"Hidup adalah soal pilihan. Manusia dituntut untuk menentukan pilihan mana yang terbaik baginya. Seperti dua mata koin, kita akan mendapatkan jawaban ketika sebuah pilihan telah digulirkan. Setiap pilihan pasti memiliki dampak dan risiko. Semakin besar dampak yang ditawarkan, maka semakin besar pula risiko yang diterima. Maka, selalu libatkan Allah dalam setiap pilihan hidup, karena Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Maha Mengetahui apapun yang terjadi." "Setelah menjalani lika-liku kehidupan, manis-pahitnya perjalanan, kini aku mulai mengerti bahwa diri ini harus lebih berhati-hati dalam menentukan sebuah pilihan jalan. Bukan hanya sekedar keinginan atau hawa nafsu yang dituruti, namun juga kebutuhan dalam diri berupa keimanan dan kesehatan yang harus diprioritaskan atau diutamakan. Kini aku mulai mengerti bagaimana melakukannya karena Allah telah menunjukkan jalan terbaiknya padaku." Mari sejenak kita melakukan refleksi, mengingat dan membayangkan betapa ...