Jika harus membuat sebuah teori baru, kata pemimpin memiliki makna seseorang yang memiliki mimpi atau harapan. Mengapa kita harus membahas tentang hal ini? Jawabannya karena pemimpin adalah tokoh sentral dalam perjuangan mewujudkan suatu mimpi, harapan, dan cita-cita. Pada pembahasan kali ini, kita akan memberikan pandangan terkait tips menjadi pemimpin yang sukses. Ada beberapa faktor yang memengaruhi jiwa kepemimpinan seseorang. Penasaran bagaimana caranya menjadi pemimpin yang sukses dan apa saja yang harus dimiliki oleh pemuda agar siap menjadi pemimpin? Kecerdasan Ruhaniyah atau Spiritual Kecerdasan yang bersifat kejiwaan dan kebatinan. Kecerdasan ini dibangun dan ditumbuhkan melalui kedekatan seseorang dengan Tuhannya. Agama menjadi sangat penting bagi kehidupan seseorang dan masa muda adalah saat yang paling tepat untuk mencari jati diri, sehingga tujuan hidup yang telah ditentukan senantiasa pada koridor kebenaran yang telah ditetapkan. Mengapa kita melakukan hal-ha...
Setiap dari kita adalah makhluk Allah yang diberikan fasilitas-fasilitas untuk menunjang hidup. Seperti dalam diri kita ada ruh, jasad, akal dan hati. Kemudian di luar itu, ada waktu, oksigen, ruang dan hamparan bumi yang luas.
Sebelum masuk kedalam pembahasan, saya ingin mengingatkan tentang 3 hal yang sempat saya singgung di atas dan ini sangat berkaitan erat dengan judul yang akan saya bawakan saat ini. Yaitu ruh, waktu, dan akal. Tentang nyawa, Allah yang berfirman :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Al-Imran: 185).
Di ayat tersebut, Allah mengatakan bahwa setiap yang bernyawa (berjiwa) akan merasakan mati.
Kemudian tentang waktu, Allah berfirman :
"Demi Masa. Sesungguhnya manusia berada pada kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh serta saling menasehati (mengingatkan) akan kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-Asr: 1-3).
Allah berjanji pada ayat tersebut bahwa setiap manusia berada pada kerugian kecuali orang-orang yang disebutkan pada ayat tersebut. Yaitu beriman, beramal shalih dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Yang ketiga adalah akal, yang mana nikmat ini sering didefinisikan sebagai tempat untuk berfikir. Akal merupakan salah satu kenikmatan paling besar yang Allah berikan kepada manusia melebihi makhluk-Nya yang lain. Karena dengan akal, manusia dapat berkembang biak, memajukan peradaban, membuat teknologi canggih, juga tentunya menjadi bertaqwa, dst. Selain itu pula, dengan akal, manusia dapat menjadi sangat hina karena melanggar segala syariat Allah. Seperti berzina, mencuri, membunuh, bersikap dzalim, menghibah, sombong, dst. Allah SWT berfirman:
"Sungguh Kami telah ciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak mereka gunakan memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan melihat dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'raf: 179).
Ketiga nikmat Allah yang sedikit saya jabarkan di atas, cukup menjadi landasan bahwa hidup kita berarti atau bermakna. Karena dengan ketiga nikmat di atas, kita dapat menemukan orang-orang yang kita sayang, seperti keluarga, teman, dan sanak saudara. Kita dapat memiliki cita-cita, harapan, maupun tujuan-tujuan yang kita inginkan, sehingga dengan penuh kesadaran, kita memahami hakikat penciptaan hidup
Disini saya ingin berbagi sedikit tentang 5 cara agar hidup kita lebih berarti.
1. Membuat Skala Prioritas (Life Mapping)
Apakah kamu yakin bahwa hidup di dunia hanya sementara? Jika iya, maka saya menyarankan kamu untuk membuat skala prioritas (life mapping) agar hidupmu lebih berarti. Dengan membuat skala prioritas, kamu akan mengetahui prioritas mana yang harus kamu dahulukan dan hal-hal apa saja yang harus kamu abaikan. Karena hidup di dunia ini kamu tidak akan mampu memainkan semua peran yang ada dan kamu dapat lakukan dalam waktu yang bersamaan.
Ada sebuah rumus yang keren. Rumus ini saya dapatkan dari seorang teman dekat dan ternyata rumus ini cukup terkenal di kalangan masyarakat. Rumusnya adalah :
Rumus itu dapat kamu gunakan untuk menentukan pilihan, pekerjaan atau hal apa yang harus kamu dahulukan dan yang harus kamu tinggalkan. Kemudian, ada satu rumus lagi. Yaitu,
Pilihan = risiko. > manfaat dari pilihan = > risikonya. (setiap pilihan pasti memiliki risiko. Semakin besar manfaat/dampak dari pilihan kita, maka risikonya pun akan semakin besar)
Selain itu, dalam ketetapan usia yang telah Allah berikan batasnya. Cobalah membuat life mapping. Hal ini akan membantumu untuk tetap pada jalur yang kamu harapkan.
Misal, dalam 5 tahun kedepan saya akan begini. Kemudian kamu kerucutkan sedikit demi sedikit hal-hal apa saja yang akan mendukungmu untuk mencapai impianmu. Sederhana bukan? Ya, tapi dalam pelaksanaannya tidak sesederhana itu. Tapi tak salah untuk kamu coba!
Ohya, pastikan bahwa life mapping-mu sesuai dengan tujuan penciptaan kita. Yaitu menjadi hamba Allah dan menjadi khalifah di bumi Allah. Bahasa sederhananya, kita tau tujuan penciptaan kita adalah sesuai dengan firman Allah dalam QS. Adz-Dzariyat: 56.
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku"
Dan hal yang paling penting dalam membuat life mapping adalah orientasi. Orientasi ini akan merangkum seluruh skala prioritas kita. Bagaimana kita memprioritaskan akhirat dibanding dunia. Banyak keuntungan yang akan di dapat apabila orientasi kita akhirat. Diantaranya adalah:
- Ketika kegagalan didapat, tidak ada yang namanya keputusasaan. Pasti akan bangkit.
- Mengambil hikmah dari setiap takdir Allah dan berhusnudzon terhadapnya.
- Istiqomah dalam menjalankannya.
- Membuktikan pemahaman akan keimanan kepada Allah.
- Mampu menumbuhkan ruhul jihad, menghidupkan hati yang bersih.
2. Memanfaatkan Waktu Sebaik Mungkin
"Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali" sebuah pepatah arab mengingatkan kita akan pentingnya waktu yang disamakan dengan nafas yang kita hembuskan tiap detiknya. Selama 24 jam waktu diberi oleh Allah kepada kita sama. Namun kebermanfaatan yang tiap manusia lakukan pasti akan berbeda.
Ibnu Umar ra. berkata: " Jika kamu berada di sore hari jangan menunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan menunngu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakimudan kehidupanmu untuk kematianmu." (HR. Bukhari).
Pada batasan usia yang telah Allah tentukan, kita harus dapat memaksimalkannya sebaik mungkin. Tidak menyia-nyiakan peluang sekecil apapun agar dapat meraih kesempatan yang lebih besar. Bersegera dan pro-aktif menggunakan waktu dan kesempatan yang hadir untuk memotivasi diri sendiri. Karena setiap detik yang terlewat pasti akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.
Salah satu memanfaatkan waktu sebaik mungkin adalah dengan senantiasa mengingat Allah (red: berdzikir) dan meninggalkan sesuatu yang membuat kita lalai dari mengingat Allah (red: maksiat).
Pahamilah bahwa setelah kehidupan dunia, ada kehidupan akhirat. Coba renungkan, orang-orang sekitar kita yang telah tiada. Kelak, suatu saat kita pun akan meninggalkan dunia ini. Imam Hasan Al-Banna pernah mengatakan:
"Ketahuilah, kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya dan jika kamu mempunyai kepentingan atau tugas, selesaikanlah segera."
Maka, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin agar kita mampu menjalani tugas kita dengan baik sebagai seorang hamba Allah. Menjadi juru dakwah yang menyeru pada kebaikan dan mencegah pada suatu kemunkaran. Ada rumus sederhana yang semoga dapat kita amalkan bersama, yaitu :
Waktu = kehidupan. Kehidupan = kesempatan. Kesempatan = harapan. Harapan = keyakinan. (Keyakinan kita pada Allah tergantung pada bagaimana kita memanfaatkan waktu)
Pada kesempatan yang lalu, saya pernah menulis tentang waktu. Silahkan dibaca jika berkenan karena akan saling berkaitan. :)
3. Mampu Mengendalikan Hati dan Fikiran
Tentang hati, saya juga pernah mengulas tentang hati. Ingat kembali tentang hadits Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari Muslim).
Dan hati itu fitrahnya adalah suci. Jika ia kotor, maka itu telah dipengaruhi oleh dosa-dosa yang kita lakukan. Namun tetap, dilubuk hati yang terdalam Allah jaga hati kita untuk tetap bersih. Maka, tidak salah bahwa setiap manusia tetap dapat diberi kesempatan untuk bertaubat, untuk memperbaiki kesalahan.
Akhlak mulia berasal dari hati yang bersih. (baca: Qalbun Salim). Dan hal itu bermuara dari tingginya keimanan kita kepada Allah. Karena akhlak yang mulia merupakan representasi dari seseorang yang bertaqwa.
Kita harus terus berupaya untuk menjaga hati kita untuk tetap bersih dan teguh untuk tetap berada di jalan Allah. Hati itu mudah terbolak balik ibarat keimanan yang kadang naik dan kadang turun. Maka dari itu, ada sebuah doa yang dapat kita amalkan agar hati kita tetap teguh dalam keimanan yang kuat, yaitu :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)."Selain hati yang patut kita kendalikan adalah fikiran. Karena dua hal itu saling berhubungan. Dari hati, ia akan mentransfer suatu kebenaran ke pada fikiran yang bermuara di otak. Kemudian di olah. Di dalam fikiran, telah menunggu hawa nafsu untuk melawan kebenaran yang di bawa hati. Jika kita dapat menundukkan atau mengendalikan hawa nafsu, maka kebenaran itu akan terpancar pada diri kita. Kembali ada rumus sederhana:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)."
Selain hati yang patut kita kendalikan adalah fikiran. Karena dua hal itu saling berhubungan. Dari hati, ia akan mentransfer suatu kebenaran ke pada fikiran yang bermuara di otak. Kemudian di olah. Di dalam fikiran, telah menunggu hawa nafsu untuk melawan kebenaran yang di bawa hati. Jika kita dapat menundukkan atau mengendalikan hawa nafsu, maka kebenaran itu akan terpancar pada diri kita. Kembali ada rumus sederhana:
Mengendalikan hati dan pikiran = apa yang kita inginkan pada tubuh kita. (Jika kita ingin merasakan kebahagiaan, maka kendalikan hati dan fikiran kita untuk hal-hal yang baik).
Dan kebahagiaan yang sejati adalah ridhonya Allah. Dengan ridho Allah, kita akan mendapatkan surga yang merupakan tempat kembali yang paling baik.
4. Bersegera Berbuat Baik dan Bermanfaat
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Imran : 133).
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan kita untuk bersegera untuk bertaubat. Karena kita tidak tahu kapan batas waktu usia kita akan berakhir. Maka, menyegerakan bertaubat adalah perbuatan baik.
"Barang siapa yang bisa memberi manfaat kepada saudaranya, maka hendaklah ia melakukannya." (HR Muslim).
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ahmad).
Hadits di atas, memberitau kepada kita bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat. Agar hidup kita lebih berarti, segeralah melakukan hal yang baik dan bermanfaat. Jangan menunda-nunda untuk melakukannya. Berfikirlah bahwa kesempatan berbuat baik dan manfaat tidak dapat terulang kembali. Ada sebuah ungakapan :
Berbuat baik kepada orang lain berarti memberi kehidupan yang berarti bagi kita dan bermanfaat untuk orang lain memberi kebahagiaan bagi orang sekitar kita.
Artinya adalah jika kita berbuat baik maka kebaikan itu pula akan kembali pada diri kita. Dan jika keberadaan kita bermanfaat untuk orang lain maka kita dapat memberikan kebahagiaan untuk mereka.
5. Bersyukur
Meski berada pada posisi kelima, bersyukur merupakan cara paling penting untuk hidup yang lebih berarti. Bersyukur dapat diartikan dengan berterimakasih kepada Allah atas segala yang telah Dia berikan pada kita. Dan pengungkapan rasa syukur adalah dengan melakukan ke-empat hal diatas secara istiqomah.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152).
Dengan mensyukuri segala nikmat Allah kita tidak akan ridha atas segala ketetapan-Nya. Kita akan menjadikan hidup menjadi lebih berarti dari sebelumnya. Mampu memotivasi diri untuk senantiasa bertaqwa pada Allah, istiqamah di jalan-Nya.
Dengan bersyukur pula, kita akan menjadikan kelemahan kita menjadi kekuatan. Kekurangan menjadi kelebihan. Atau rumus sederhananya,
Dengan bersyukur pula, kita akan menjadikan kelemahan kita menjadi kekuatan. Kekurangan menjadi kelebihan. Atau rumus sederhananya,
Bersyukur = mengambil hikmah atas segala yang telah Allah berikan dan mempergunakannya sesuai dengan keridhaan-Nya.
Bersyukurlah, maka hidup kita akan lebih berarti dan bahagia :)
#30DWC #30DWCJilid43 #Day8
Komentar
Posting Komentar